Posts

Showing posts from November, 2016

Selamat

Wafer selamat Wafer stik selamat Selamat pagi Selamat siang Selamat sore Selamat malam Selamat hari raya Selamat makan Selamat tidur Selamat datang Selamat tinggal Semuanya selamat. Hubunganku denganmu saja yang tidak selamat.

Gadis Kecil itu Sangat Cantik

Lihat itu. Amboi, gadis kecil itu sangat cantik. Rambutnya cokelat tua, bergelung-gelung hingga pinggangnya. Bibirnya merah muda, tipis menyungging senyum tanpa beban. Sedikit gigi putihnya terlihat di antara senyumnya. Lesung di pipinya sederhana. Pipinya tembam dan merona. Hidungnya kecil, memanggil-manggil yang melihat untuk datang dan menyentuhnya. Tapi, semua itu hanya aksesoris. Matanya, matanya adalah dia. Putih matanya sangat jernih, air mata yang melapisinya merefleksikan cahaya berkilauan. Bulu matanya lentik panjang, membuat iri tiap gadis. Sorot mata cokelat kehijauan itu begitu tajam dan menyeluruh, menyapa seluruh komponen yang diterima retinanya. Memandang ke arah matanya seperti masuk ke dalam hutan yang baru terbangun disapa pilar-pilar sinar matahari pagi. Sejuk, burung-burung bercicit gembira, gemericik mata air di sela-sela akar pohon, batang-batang pohon terasa dingin dan menenangkan. Mudah sekali membayangkan dirinya berjalan di antara pepohonan diikuti oleh tup...

Markas

"Bang!" dia melambai-lambaikan tangannya ke udara. "Oi, Nak! Sini naik!" Bang Hasyim menghentikan laju kudanya. Roda besi mengkeret di jalan aspal. Edo memposisikan dirinya di sisi kanan delman, menghadap alun-alun yang siang itu cerah dan ramai. Tubuhnya bergoyang pelan saat delman mulai melaju, mengitari alun-alun yang nampak bundar dari ketinggian, lalu berbelok ke arah sebuah lapangan kosong. "Turun disini, bang?" Edo nampak enggan turun dari delman. "Yak. Kamu bilang mau lihat markas Abang, kan?" Bang Hasyim nyengir. Edo hanya manggut-manggut. Delman Bang Hasyim kembali dipacu untuk berjalan pelan ke arah sebuah dinding besar dengan gerbang tertutup seukuran dua delman. Kuda Bang Hasyim yang sudah terlatih lantas menyundul tuas di antara sepasang gerbang itu, membukanya. Yang terlihat di depan mata Edo begitu menakjubkan. Edo pikir kota ini mana punya lahan luas, karena rasanya seluruh inci kota ini sudah penuh bangunan dan ta...