Cinta Tanpa Dosa (3)
Mereka berdua terhenyak di sofa. "Mama menyebalkan ya?" "Menyebalkan?" "Iya. Sepertinya kalau Mama sedang bicara, raut muka kamu langsung berubah kesal. Emangnya Mama salah ya cara ngomongnya?" "Iya, agak kurang enak aja. Masih belum bisa dideskripsikan jelas kenapa kurang enaknya." Si anak memutar otak. Bukan dia bingung apakah cara bicara ibunya salah atau benar, tetapi sulit bagi si anak untuk mendeskripsikan suasana dan warna yang tertangkap ketika ibunya sedang berbicara. Perasaannya yang runyam berusaha diurai satu per satu. Berusaha berbicara tentang perasaan seakan-akan tidak sedang merasakan perasaan tersebut, hanya membahasnya saja secara objektif, memang sulit. Si anak berusaha keras agar tidak meletup-letup dalam berbicara. Tenang, menurun, seperti air laut surut, yang semoga saja tidak jadi tsunami. "Mama bingung. Sudah dari kecil kamu dididik supaya peduli, supaya empati sama keadaan Mama. Tapi sampai sekarang kalau lihat...