Retrospeksi 2018
Januari Tahun ini diawali dengan perasaan gamang karena mimpi yang harus dialihjalurkan. Hari-hari aku berpikir dan mulai memahami tentang self-value , sesuatu yang membuat seseorang melejit, berkharisma, dan dipercaya. Self-value yang rernyata tidak melulu soal pancaran diri, tapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi, mengubah, hingga menyetir pancaran diri tersebut. Di tengah-tengah gamang, aku diajak untuk mencoba hal baru yang ridak pernah aku pikirkan sebelumnya: memimpin program pengabdian kepada masyarakat. Sesuatu yang tidak asing, bahkan punya buku manis sendiri di perpustakaan memori sejak 5 tahun yang lalu. Ditawari menjadi seseorang yang akan punya self-value , aku skeptis, tapi aku menginginkannya. Di bulan ini pula aku mendapat obat lara paling mujarab, yaitu perasan diterima dan melebur dalam kumpulan orang yang banyak kuambil catatan dari mereka. Di bulan ini pula berkas-berkas administrasi itu diurus, seada-adanya demi mengejar rupiah kampus. Februari Bulan ini ...