Zasya: Side Story (3)
Sekarang rabu sore, tepatnya menghitung jam menuju UAS semester 5. Ya ampun, aku merasa sangat tua karena adik kelasku sudah dua angkatan dan karena sudah pegang KTP. Aku menekuni memori tentang hari-hari beradaptasi dengan menghilangnya Andri beserta temaaan barunya, yang ternyata sangat (tidak) mudah. Suatu hari waktu itu aku terpapar kharisma seorang fotografer yang sangat idealis. Kami bertemu cukup sering, rapat cukup sering. Kelas kami ternyata bersebelahan. "Haha, Zasya.. Sudahlah berceritanya." Kata Shany, atau Sen supaya lebih singkat. Sepertinya dia sudah lelah dengan cerita sehari-hari tentang ini itu yang sepele. Hari anu aku rapat dengannya, hari anu dia memuji mading (buatan adik kelas)ku, hari anu (aku bercerita sambil mencak-mencak) makan siang dengan si Mawar di kafe dekat sekolah, hari anu, hari anu. "Kalau itu memberatkan, tinggalkan saja. Tidak usah cerita, tidak usah berbicara, nanti tambah sulit hidupmu." Orang punya paradigma yang be...