Cinta Tanpa Dosa (Akhir)
Pintu ruang konseling yang tenang diketuk oleh seseorang. Ketukannya kecil, berarti tangan yang mengetuknya juga kecil. "Masuklah, pintunya tidak dikunci." Anak kelas 3 SD itu masuk dengan wajah malu-malu, namun kemudian terbiasa dengan suasana ruang konseling yang nyaman, warna-warni, dan banyak mainannya. Celingak-celinguk ia berjalan ke arahku. Ia kemudian duduk berhadapan denganku, beralaskan karpet kecil, tangan-tangan kami menopang diri masing-masing di satu meja oval yang rendah. Aku menggeser ke samping beberapa dokumen yang sedang aku baca, beberapa aku simpan di bawah, menunjukkan atensiku penuh kepadanya. "Apa yang ingin kamu ceritakan hari ini?" Anak itu menunduk, memandang jari-jarinya yang mungil. Mukanya gusar, wajahnya memerah malu, tapi sedih. "Ibuku selalu marah padaku." katanya pelan. Ah, benar. Pantas saja prestasi belajarnya menurun akhir-akhir ini. "Apa kamu berbuat keliru padanya?" "Tidak, tidak tahu." Dia...