Posts

Showing posts from January, 2020

Adik

Image
Kami kakak beradik. Aku si sulung, adikku dua, jadi kami bertiga. Tapi sebenarnya, adikku tiga. Seorang sudah ada di surga. Adikku yang paling besar sudah tingkat dua, senangnya makan dan dibangunkan di pagi hari. Dia bilang setiap hari kepadaku ketika aku bilang sudah di jalan pulang, ketika deru truk menusuk jalanan Jatinangor: "Mbak, nitip cilok!" . Adikku yang paling kecil sudah masuk semester dua taman kanak-kanak nol kecil hari ini, senangnya belajar tentang alam dan binatang. Tiap jam, berganti mode: "Aku elang! Koaak koaak" "Aku anak kucing! Miaaw miaaw" "Aku fwog! Webek webek" (re: frog, kodok) "Aku squirrel! Kyuk kyuk" (what???) "Aku iguana!" . Kami bertiga sedang belajar hidup. Belajar hidup itu menyenangkan ketika dijalani bertiga. Muda bertiga, tua bertiga. Sama-sama bahagia. Aku bahagia karena kita bertiga di dunia. Ya Allah, pertemukan kami berempat di surga. Aamiin. Regards, Mbaknya. Ditulis sebagai...

Atlantis

Image
"Cepat, cepat!" Berlari setengah mengendap, kami menerobos tumpukan kontainer menuju keramaian. Ketika keramaian sudah tinggal beberapa meter lagi, kami segera banting arah menuju pinggiran yang bersentuhan langsung dengan laut. Bertali-tali pengaman kapal feri dikaitkan pada penyangga kokoh. "Lewat sini." "Serius kamu?" "Iya, lah!" Tepat sebelum bunyi BOONGG menggaung di langit senja, kami berpegangan erat pada tangga-tangga besi yang membantu mekanik dan ahli bersih kapal bekerja, di luar kapal. Laut begitu tenang malam ini. Angin bertiup lembut-lembut, membuat permukaan air berkilauan terkena cahaya purnama. Bayangan kami terpantul rapi di cermin samudra. Jadi, seperti ini rasanya? Kapal tidak melambat, tapi Arneva sudah berseru kepadaku diantara gerung mesin. "Sebentar lagi kita berhenti." "Berhenti?" "Maksudku, loncat." "Loncat??" Arneva mengajakku pulang ke rumah atau pulang ke pan...

Jujur

Image
Lagi, sukma harus kehilangan ikatan tak kasat mata tapi lebih kuat dari akar beringin yang memeluk tanah dan bebatuan. Tidak tersurat, bermaterai, tapi dendanya harus ditanggung seumur hidup, seberat jiwa raga: kepercayaan. Berulang sukma coba uraikan, apa yang membuat semua orang menjauh ketika raga berusaha menjalin rasa percaya? Apakah men'demi'kan membahagiakan orang lain sudah merupakan usaha paling keras? Raga kini cuma bisa memandang laut, menunggunya berbicara. Biru langit yang tidak bercampur dengan biru samudra, garis-garis ombak yang menggurat pola alam pada pasir, sukma berusaha keras mencerna pesan yang akan selalu disampaikan panorama ini tanpa diminta. Ah, itu dia. Kejujuran. Berapa besar yang sudah ditutup-tutupi untuk menjalin rasa percaya, dengan dalih mengurangi rasa kecewa? Berapa besar yang harus ditanggung sukma, disembunyikan raga? Beban rahasia menggumpal, memberi ganjal yang meresahkan. Membentuk labirin yang menyulitkan orang lain un...