Ketiduran
Aku terkekeh sendiri. Sudah lewat berapa hari ini? Lima, enam, tujuh? Seribu? Tiap petang berjanji untuk nanti terjaga lebih lama lagi, bisa lah barang satu dua paragraf ditulis, tapi janji tinggal janji. Pusing sekali, capek sekali, bersandar di kursi kerja sambil memasang timer sepuluh menit tapi terbangun pagi buta jam-jam kemudian. Ketiduran tidak sama dengan tidur, jadilah berjam-jam terbuang tidak bermakna buat badan sendiri atau pekerjaan sendiri. Setiap saat aku dihadapkan dengan pilihan hal-hal yang menyenangkan atau menarik untuk dijalani, hingga pada akhirnya memutuskan untuk berkomitmen pada banyak hal sekaligus. Sayangnya, memang otak ini tidak bisa dibelah-belah, tiap komitmen minta cuma dirinya yang diperhatikan. Mau tidak mau harus buat keputusan setiap beberapa waktu sekali untuk berpindah atensi. Hari ini tugas kuliah, besok thesis, besoknya menulis, besoknya lagi aku, kan diri sendiri juga butuh dapat atensi. Bukan malas, bukan writer's block (karena aku bukan ...