Ketiduran
Aku terkekeh sendiri. Sudah lewat berapa hari ini? Lima, enam, tujuh? Seribu? Tiap petang berjanji untuk nanti terjaga lebih lama lagi, bisa lah barang satu dua paragraf ditulis, tapi janji tinggal janji. Pusing sekali, capek sekali, bersandar di kursi kerja sambil memasang timer sepuluh menit tapi terbangun pagi buta jam-jam kemudian. Ketiduran tidak sama dengan tidur, jadilah berjam-jam terbuang tidak bermakna buat badan sendiri atau pekerjaan sendiri.
Setiap saat aku dihadapkan dengan pilihan hal-hal yang menyenangkan atau menarik untuk dijalani, hingga pada akhirnya memutuskan untuk berkomitmen pada banyak hal sekaligus. Sayangnya, memang otak ini tidak bisa dibelah-belah, tiap komitmen minta cuma dirinya yang diperhatikan. Mau tidak mau harus buat keputusan setiap beberapa waktu sekali untuk berpindah atensi. Hari ini tugas kuliah, besok thesis, besoknya menulis, besoknya lagi aku, kan diri sendiri juga butuh dapat atensi.
Bukan malas, bukan writer's block (karena aku bukan penulis betulan), hanya saja keputusan terbaik yang bisa diambil saat-saat ini adalah beristirahat kalau petang sudah lewat. Kalau tidak istirahat lewat petang, pagi siang besoknya bisa saja kutulis puisi di draft thesis. Amboi, puisi ilmiah. Pusing.
Ditulis sebagai bentuk partisipasi dalam 30 Hari Bercerita tahun 2022. #30haribercerita #30hbc2212 #KarsaBercerita
Comments