Posts

Showing posts from July, 2015

22 Juli 2015

-Relung. Kamu berlari-lari di atas papan rapuhku. Meninggalkan relung. Aku tenggelam bahkan sebelum perjalanan mulai. -Relung. (2) Masuklah, wahai manusia kesepian. Tak cukup manusia untuk menemanimu, mereka semua palsu. Biar relung memelukmu. -Relung. (3) Aku mencari relungmu, Kutemukan bagai stalaktit dan stalagmit menyilang. Ketika aku berteriak, suaraku menembus sunyi Tak terdengar. Ternyata itu ruang hampa, dan aku mati. -Relung. (4) Jangan kau pendam sendiri, putri. Gelap rasanya. Buatlah relung, nanti biar sinar matahari memasukinya. -Relung. (5) Aku memelihara rasa yang meraung-raung dalam relungku.

Sup Ayam

Image
"Kau tahu? Air adalah komponen yang sangat halus dan sensitif, terutama terhadap kata-kata. Apa yang buruk kamu katakan, meskipun itu tidak ditujukan kepadanya, akan membuatnya layu dan sedih." "Lalu, apa yang terjadi ketika air itu layu dan sedih?" "Ketika kamu meminumnya, kesedihan itu akan menular ke jaringan-jaringan tubuhmu." "Kau benar, 70 persen dari tubuh kita adalah air." "Iya." "Ah! Kalau begitu, tak perlu minum air pun tubuh kita juga bisa bersedih atas perkataan-perkataan?" "Iya." "Ah.. Kau benar." "Teh hangat ini sangat lezat." *** "Maaf kalau harus mengatakan ini. Tapi.." "Aku.. memahaminya. Justru aku menghargai perkataanmu yang jujur." "Apakah kamu sedih?" "Iya. Tidak apa-apa, aku tidak mungkin mengaturmu. Itu pilihanmu dan aku menghargai pilihanmu. Aku juga bukan siapa-siapa." "Bukan, bukan begitu.." "Hei,...

Zasya: Side Story (4)

Krieet.. Selamat malam kasur. Kasur? Kasur kamu dimana? Kasur? Kenapa menghilang? Menghambur masuk, masih kucel dan mendapati kamar terlihat seperti baru kena gempa bumi. Bertumpuk buku di atas kasur, dan baju-baju dari ruang setrika yang belum dimasukkan ke dalam lemari, bahkan laptop masih terbuka lebar di meja belajar. Kertas-kertas berserakan di lantai, nyelip di celah sempit di bawah kasur. Zasya menghela nafas sangat panjang. Dengan susah payah menyingkirkan benda-benda yang menyelimuti kasur bagai lumut, Zasya menyelonjorkan kaki dan berusaha melonggarkan berbagai ikatan yang masih terasa. Belakangan ini ruwet sekali rasanya hidup ini. Deadline dimana-mana, rapat setiap hari, target-target baru, ulangan mendadak, Andri yang tiba-tiba memunculkan notifikasi (SHARE KE 10 ORANG UNTUK MENDAPATKAN SMARTPHONE) (abaikan ini), membuat otak seperti terbelah-belah. Mata yang memandang ke depan pun rasanya seperti sedang naik Vertigo, wahana ekstrim itu, lho. Zasya menyelipkan tanga...

Sekat beratap, 5 Juli 2015

The way she closes the door Ketika ia menutup pintu, brak. Seperti dibangunnya dinding-dinding ego Yang bahkan belum boleh dimasuki oleh malaikat sekalipun. Biar Allah yang menghujamkan kepadanya puisi untuk sekedar bernapas