Something Wrong in This Morning

Something wrong this morning. Kecurian! Ketika Uti mau menjemur baju, tali jemuran hilang. Ketika Papa mau bersepeda, sepeda hilang. Tabung gas hijau ikut-ikutan raib. Rak hijau yang biasa menutupi jendela untuk menyalurkan kabel mesin cuci, bergeser. Something wrong. Really really wrong. OMG, bener-bener kecurian! Mama dan papa berlari ke lantai dua. Dan oh, laptop putih yang bertengger di meja biru dekat TV, hilang. Untung saja TVnya tidak ikut hilang (TVnya butut sih). Wah, kepanikan melanda keluargaku. Raras komat kamit tak karuan tentang game Aveyond 2 yang tak diselesaikannya (padahal aku level 75an, Raras level 55an). Mama ikut panik karena pencuri itu masuk ke rumah. Papa segera menelpon pak RT. Lalu, kami semua (aku, mama, papa, Raras, Uti) menyelidiki kasus yang terjadi semalam itu. Jendela yang menyalurkan kabel mesin cuci TERBUKA. Tutup mesin cuci tergeletak di meja teras belakang. Hhm.. ternyata sang pencuri datang tak diundang itu masuk lewat jendela penyalur kabel mesin cuci. Kurus juga dia.. pikirku. Hebat. Kami semua tidur PULAS semalam. Padahal, kami tidur malam. Sekitar jam 11 malam. Bahkan, mama sempat ber-facebook ria semalam, sebelum tidur, dengan laptop putih itu. Pencuri yang memang berpengalaman, hebat sekali dia, tidak membangunkan kita. Padahal, kami tidur pulas jam 11 yang cukup malam, ujarku dalam hati. Tali jemuran hilang, pasti digunakan si pencuri untuk melompati dinding yang cukup tinggi sambil membawa seluruh barang curiannya. Raras bertambah panik. Aku memutuskan pergi lagi ke lantai 2. Aku terkekeh sendiri. Pencuri itu tidak mengambil kabel laptop itu! Ujarku dalam hati. Ya, laptop putih sudah tua. Baterainya rusak. Jadi, tak akan bias menyala kalau tanpa kabel chargernya. Akhirnya, Pak RT dating bersama seorang pria yang kukenal (aku lupa namanya). Dan papa, mama langsung berkomat kamit menceritakan yang terjadi di TKP. Tak lama kemudian, bu RT datang. Mama, Uti dan bu RT mengobrol tentang banyak hal di teras belakang, sementara aku dan Raras bermain-main di kamar 2. Lalu, aku dan Raras memutuskan pergi ke teras belakang lagi. Wah, para ibu-ibu mengetahui barang hilang lagi. Sepatu merek Adidas seven-hundred (istilahnya memang begitu di keluargaku. Hanya keluargaku yang tahu maksudnya) berwarna biru milik papa, raib juga. Aku dan Raras langsung melaporkannya pada papa di teras depan, yang sedang mengobrol dengan bapak-bapak lain. Lalu, aku dan Raras kembali ke teras belakang. “Pasti pencurinya nyolong tas juga, soalnya buat ngewadahin laptop, sepatu,” kata bu RT. “Nggak, kok!” kata mama. Lalu uti memeriksa gantungan tas yang ada di teras. “Lho, kok tas coklatnya nggak ada?” tanyaUti. “Yang mana?” “Yang ada sulam pitanya itu lho, yang diambil mama di tempat sampah!” waw. Dasar pencuri kurang kerjaan! Kadang aku tak berhenti mengumpat dalam hati, tapi tetap tenang. “Nin, Ras, bikin telor ceplok sana! Sarapan, habi situ minum obat!” kata mama. Aku pun membuat 5 telor ceplok (untuk sekeluarga), seiring para tamu : Pak RT dan Bu RT, pria yang kulupa namanya, dan pak Tedi (tetangga) melangkah pergi dari rumahku. Menyudahi obrolan yang panjang tadi. Huh, capek juga. Lalu kami semua sarapan. Sedangkan mama dan papa segera bergegas setelah sarapan. Mereka mau pergi mencari sepeda di dekat Pasar Kosambi. Kebanyakan pencuri menjual sepeda yang mereka curi disana. Aneh sekali. Mungkin karena boke kali ya. Setelah mama dan papa pergi naik mobil, Uti panik. HP baru Uti pemberian Om Hendra, hilang juga! Udah kesekian barang yang hilang. Wah, benar-benar keterlaluan tuh pencuri! Udah kelewatan nyurinya! Mana kita nggak tahu apa-apa lagi! Aku kembali mengumpat-ngumpat saat uti kepanikan menelpon Om Hendra. Wuah, benar-benar SOMETHING WRONG IN THIS MORNING!! (09.01 Sabtu, 22 Mei 2010 by NyinDu)

Comments

See also

Supermarket

Truth or Dare

Resep Tahu Gejrot Luezaaat