Bahagia
Berbelas hari sudah lewat dari periode paling kelam dalam sejarah hidup kampungku. Ketika pembangunan sedang gencar-gencarnya, sekelompok orang dari negara lain datang mencincang seluruh bangunan, ruko, sekolah-sekolah kami. Menyisakan tiang-tiang beton yang tulang bajanya mencuat tak berbentuk. Camp pengungsian kumal bertebaran di sekitar kampung yang hampir rata dengan tanah. Sulit air, sulit listrik (lebih tepatnya tidak ada), sulit bahagia. Beberapa ibu masih meratapi anak dan suaminya yang terbunuh atau diculik. Beberapa terlihat mulai menurun kesehatan akalnya, berjalan tak berarah dengan mata kosong.
Aku memberanikan diri menyusuri kembali salah satu dari ratusan puing bangunan yang tersebar merata, bekas asrama sekolahku hari-hari lalu. Melihat tiang-tiangnya, aku masih bisa membayangkan letak lorong kamar, ruang kepala asrama tempatku disetrap, kamar lima murid perempuan paling berisik dan saling sayang, dapur dan kantin. Yang tidak kuketahui letaknya adalah kebahagiaanku. Sudah lama ia hilang disapu debu bom.
Dari sela-sela tiang, aku melihat sekelompok anak kecil berlarian, main petak umpet. Satu menyandarkan wajah tertutup tangan di tembok usang, menghitung mundur dua puluh. Lainnya bertebaran sambil menahan tawa agar tidak terdengar. Aku melihat semuanya, kecuali kesedihan. Ia nampak sirna dikalahkan senyum dan tawa.
Berkaca aku ke dalam lubuk hati. Masih adakah kebahagiaan yang bisa kuambil dari seluruh peristiwa ini?
Ada. Keluargaku masih lengkap. Tubuhku masih lengkap. Kewarasanku masih nyata. Kebutuhan primerku masih terpenuhi. Lagi, aku tidak jadi ujian! Tak terbayang wajah bapak "itu" (tidak mau kusebutkan, nanti ketahuan!) yang amat sangat sangar, nyaris mendelik ke arah setiap muridnya tanpa sebab. Mistar di tangan kanan, gesper di tangan kiri, siap beraksi.
Petak umpet ronde satu selesai. Aku menghampiri mereka yang sedang tertawa, saling usil.
"Hai! Kakak boleh ikut main? Kayaknya seru deh."
Ditulis sebagai bentuk partisipasi dalam 30 Hari Bercerita tahun 2019. #30HariBercerita
#30HBC1913
Comments