Perempatan

Riuh. Panas. Pengap. Berjejalan puluhan kendaraan bermotor menunggu giliran haknya diberikan di belokan-belokan perempatan sempit pinggir kota.
Diberikan oleh siapa?

Peluit bersiul nyaring membelah deru mesin, disambut tangan kanan menjulur lurus menahan gerak kendaraan dari satu arah dan tangan kiri berayun-ayun kuat searah jarum jam kepada segerombolan mobil dari arah lainnya. Beberapa tangan menjulur keluar dari kaca sebelah kanan mobil, memberi gopek sebagai ganti keselamatan. Biarlah gopek saja, toh tiap hari lewat sini dua kali. Sebulan Si Bapak bisa dapat tiga puluh ribu. Kalau ratusan mobil lewat sini tiap hari, Si Bapak bisa beli gawai baru tiap bulan.

Orang sini memanggilnya Pak Ogah, meskipun tidak pernah ogah-ogahan jadi pemimpin perempatan. Pemimpin perempatan yang menjaga ketertiban nyaris 24 jam sehari, karena pihak berwajib cuma bekerja 8 jam sehari minus terjebak macet. Yang lainnya, pengemudi, pejalan kaki, ojek pangkalan, pedagang pengkolan, dan anak jalanan, bagaikan komponen masyarakat yang menjalankan roda kehidupan dalam naungan sang pemimpin.

Perempatan adalah contoh baik ketika kita mau belajar leadership dan respectfulness. Semua orang di perempatan ingin dan berhak selamat, semua orang ingin dan berhak sampai ke tempat tujuannya. Semua keinginan itu berbenturan di perempatan, membuat tiap orang harus berusaha mengurangi ego dan menunda sejenak pemenuhan haknya. Semua paham kalau mendahulukan haknya secara egois bisa menyebabkan kecelakaan: situ rugi, sini rugi juga; yang dijaga seumur-umur bisa rusak dalam sekejap. Semua paham kalau haknya akan diberikan tepat waktu. Yang tidak paham tidak akan diterima di lingkungan masyarakat. "Punya mata, ga? Main serobot aja!"

Pak Ogah punya peran penting dalam gelarnya sebagai pemimpin perempatan, yaitu memahami dan mengelola ratusan keinginan yang berbenturan dalam satu waktu. Menghitung waktu yang tepat bagi tiap arah untuk dapat maju atau belok, menyetop dengan tegas apabila waktunya sudah habis. Mengelola terpenuhinya hak tiap orang secara adil, tidak ada yang lebih lama atau lebih sebentar. Kalau terlalu lama atau sebentar disetop, bisa terjadi kemacetan. Lebih dari itu, Pak Ogah mampu menunjukkan dirinya bahwa dia adalah pemimpin dan pengatur perempatan. Tidak pakai kampanye, tidak pakai suap. Pak Ogah adil, sigap, dan memahami jalannya perempatan. Semua orang patuh dan memperhatikan setiap gerak tangannya demi keselamatan dan ketertiban bersama.

"Terima kasih, hati-hati di jalan." Begitu ucap Pak Ogah kepada pemberi gopek lewat tiap kaca mobil, disambut lambaian tangan dari pengemudi yang akan mengantar anaknya ke sekolah, memimpin rapat di kantornya, membeli nasi padang untuk ibunya, atau mengantar penumpang ke bandara.

Comments

See also

Supermarket

Truth or Dare

Resep Tahu Gejrot Luezaaat