22 Agustus 2015, Bergembiralah.
Bagaimanalah manusia ketika tidak ada rasanya seorangpun yang tahu keberadaannya di dunia, mau menyentuh atmosfir jiwanya yang keruh dan lengang. Manusia kadang suka membuat prasangka-prasangka tentang terabaikannya dirinya, 'manalah ada yang mau tahu kalau aku sedang gundah? manalah ada yang mau mencarikan ramuan penghilang gundah? hai manusia-manusia, aku sedang gundah karena aku tidak tahu alasan dari kegundahan itu sendiri.'
Mungkin sekarang kamu sedang gerimis, tidak ada yang mau memayungi. Tapi bisa jadi ada yang sedang menanam pohon di tengah gerimismu supaya kelak pohon itu tumbuh rindang meneduhimu.
Sudah larut malam, kamu merasa ngantuk dan matamu telah memerah. Percayalah, Sang Penguasa Ruang dan Waktu tidak akan pernah rela kamu terus merenungi kesalahan-kesalahan yang bukan milikmu, jadi Ia menidurkanmu yang nyaris tenggelam dalam air mata.
Ini sama sekali bukan teori, tidak ada yang perlu dipelajari dari perasaan kesepian. Persetan dengan definisi; semua orang pasti pernah merasa kesepian, siapa yang butuh definisi? Kamu cukup diam, biar hatimu carut marut berusaha menjelaskan kepada otakmu mengenai definisi.
Percayalah, tidak ada yang terabaikan di dunia ini. Bahkan seorang janda yang murung di pojokan jendela, kedua putranya belum juga pulang bekerja. Bahkan seorang buta yang menunggui belaian lembut istrinya yang ternyata sudah meninggal di pangkuan. Bahkan kamu sendiri, yang sedang menulis atau membaca tulisan ini, yang malam-malamnya tak ada satupun yang berbintang.
Larik-larik syair juga tidak pernah mengabaikan siapapun. Kata-kata selalu mengerti, tapi manusia harus mencarinya di barisan pelangi atau di balik air terjun setelah hujan reda.
Bergembiralah, ini kabar gembira.
Mungkin sekarang kamu sedang gerimis, tidak ada yang mau memayungi. Tapi bisa jadi ada yang sedang menanam pohon di tengah gerimismu supaya kelak pohon itu tumbuh rindang meneduhimu.
Sudah larut malam, kamu merasa ngantuk dan matamu telah memerah. Percayalah, Sang Penguasa Ruang dan Waktu tidak akan pernah rela kamu terus merenungi kesalahan-kesalahan yang bukan milikmu, jadi Ia menidurkanmu yang nyaris tenggelam dalam air mata.
Ini sama sekali bukan teori, tidak ada yang perlu dipelajari dari perasaan kesepian. Persetan dengan definisi; semua orang pasti pernah merasa kesepian, siapa yang butuh definisi? Kamu cukup diam, biar hatimu carut marut berusaha menjelaskan kepada otakmu mengenai definisi.
Percayalah, tidak ada yang terabaikan di dunia ini. Bahkan seorang janda yang murung di pojokan jendela, kedua putranya belum juga pulang bekerja. Bahkan seorang buta yang menunggui belaian lembut istrinya yang ternyata sudah meninggal di pangkuan. Bahkan kamu sendiri, yang sedang menulis atau membaca tulisan ini, yang malam-malamnya tak ada satupun yang berbintang.
Larik-larik syair juga tidak pernah mengabaikan siapapun. Kata-kata selalu mengerti, tapi manusia harus mencarinya di barisan pelangi atau di balik air terjun setelah hujan reda.
Bergembiralah, ini kabar gembira.
Comments