Meeting Up

Ada beberapa pendapat tentang orang-orang yang pernah berada dalam lembar-lembar cerita yang sudah lama disimpan di gudang. Ada yang dimakan tikus, ada yang dimakan rayap, ada yang secara sengaja dibungkus rapi dan diletakkan dekat jendela. Hidup karena disirami sinar matahari. Kalaupun itu tumbuh jadi pohon, pohonnya pasti akan bercerita ditemani dedaunan gugur, angin sesepoi dan bebungaan serta matahari senja yang hangat tersenyum.

Hari ini ada salah seorang dari temannu yang sedang berdiri keberatan di trotoar. Tasnya sangat berat, maksudnya. Dan pikirannya juga berat. Sigma F dari dirinya sama dengan 0, karena terjadi gaya berat ke arah bumi, gaya normal melawan bumi, beban pikiran ke arah depan, dan tas sekolah ke arah belakang. Rasanya mungkin ingin menunduk tangis dan terjungkal ke belakang secara bersamaan.

Oke, sudah definisinya. Sekarang bermobil-motor lalu lalang tanpa henti, karena waktu pulang satu kota sudah dimulai. Namun rasanya tidak ada waktu, apalagi tidak terasa tik-tok-tik-tok jam penunjuk waktu, karena dia lupa bawa jam. Aduh, mau bilang kalau dia itu cukup ceroboh tapi kasihan.

Duh, lama sekali ya datangnya.. Ia bergumam. Kakaknya sudah janji mau menjemput langsung dari kampus. Sepertinya sudah 20 menit dia menunggu. Mungkin belum sebanding dengan dia yang sesungguhnya sudah menunggu beberapa lusin bulan. Dia sudah terbiasa.

Suara motor. Tapi agak berbeda kali ini, ada tambahannya: "Lee!!!!"
Itu sejawatnya yang sempat satu sekolah beberapa tahun lalu, ngebut naik motor. Tidak pakai helm, kemejanya berkibar-kibar. Tersenyum lebar sekali tanpa melepas tangan dari kendali.

Temanmu itu tersenyum balik, agak kebingungan tapi senang juga. Beberapa memorl baik tentangnya bermunculan di otak, seperti baru membuka album foto yang membuat suatu hari yang berat menjadi seringan syal tipis ibumu di Hari Raya. Baru nongol akhirnya wajahnya setelah terakhir mereka bertemu di prom. Hal itu membuatnya senang sekali. Hampir terjungkal dia ke belakang, karena sekarang gaya dari tasnya lebih besar dari kepalanya yang ricuh.

Selalu ingat, kalau temanmu itu sedang keberatan kepalanya, berikan ia kenangan baik. Kecil saja, pasti dia akan tersenyum. Jangan terlalu jauh, yang sederhana saja. Kalau terlalu kompleks, nanti dia menangis.

Comments

See also

Supermarket

Truth or Dare

Resep Tahu Gejrot Luezaaat