Hujan Sore-Sore

Tiliklah, sini. Tuhanku sedang menumpahkan sebagian kecil rahmatnya yang amat sangat besar ke bumi. Ribuan, jutaan bulir air yang terjun bebas dengan perasaan lapang menerima gesekan udara yang tajam membeku dan menunggu-menunggu dimanakah ia akan jatuh. Seburuk apapun itu, bulir air akan memeluknya. Derai hujan yang sangat baik hati, tidak pilih-pilih membasahi apa saja yang sendirian maupun bersamaan. Yang tenar dan yang tersisihkan.
Dan aku membaca buku di hujan sore-sore, dimana langitnya mendung tapi suara rintiknya mewarnai setiap wacana. Memberi energi baru kepada setiap kata yang merangkai adegan. Rasanya setiap kebahagiaan, penyesalan, kemarahan, ungkapan cinta, ungkapan rasa rindu, ataupun ungkapan perpisahan menjadi lebih dalam. Buku yang aku baca sangat indah, disini aku baru membaca bab 4. Ceritanya ada seorang putri yang merindukan suara kicau burung murai yang sejernih dan sejelas kristal, lalu berpetualang membelah tirai hutan bersama peri-peri untuk mencari si ekor panjang.
Tutup sekat-sekat di sekelilingmu dan tempelkan wajahmu di kaca jendela yang dingin, maka hujan akan menyapamu dengan kharismanya yang menghanyutkan. Dan tersenyumlah, bernyanyilah dan bacalah buku-buku di hujan sore-sore. Atau kalau sempat, aku akan menunggumu untuk bercerita suka serta cangkir teh dan kue-kue.