Tertunggu
Jam ini saya menunggu lagi. Sampai konser jantung segenggaman tangan saya ini, Sampai kebas lambung saya yang sedikit lebih besar dan sama-sama kembang kempis.
Saya pernah diceritakan (menguping) teman saya kalau hidup disini isinya cuma menunggu. Bangun menunggu rasa ingin buang hajat, lalu menunggu air menghangat untuk mandi. Menunggu air meluncur di sela-sela daki. Menunggu rambut kering, menunggu nasi matang dam telur agak garing. Menunggu perut kenyang sambil menyuap nasi dan menunggu iklan selesai dan berita mulai. Kemudian menunggu hingga nada dering berakhir dan telepon tersambung. Menunggu hingga kaki sampai ke meja belajar. Menunggu hingga tidak lagi ngos-ngosan untuk memilih tumpukan diktat yang harus dibawa. Menunggu di trotoar, menunggu air mata melapisi lebih banyak mata yang kelilipan.
Dan itu baru jam 8 pagi. Bagaimana dengan jam-jam sibuk Anda? Dan apakah cuma saya atau cuma Anda yang menunggu jarum di jam analog berputar dua kali sempurna?
Oh iya, sekarang jam 8, setelah ratusan serial menunggu dari 12 jam yang lalu. Ayah sibuk. Ibu pula di dapur. Kakak magang. Adik tidak mau diganggu. Mbak yang suka bantu di rumah sebentar lagi dijemput travel pulang kampung.
Saya menunggu di halte, katanya sih 5 menit lagi. Eh itu!
Eh saya salah mobil! (Mobil memang benda pasaran)
Saya pernah diceritakan (menguping) teman saya kalau hidup disini isinya cuma menunggu. Bangun menunggu rasa ingin buang hajat, lalu menunggu air menghangat untuk mandi. Menunggu air meluncur di sela-sela daki. Menunggu rambut kering, menunggu nasi matang dam telur agak garing. Menunggu perut kenyang sambil menyuap nasi dan menunggu iklan selesai dan berita mulai. Kemudian menunggu hingga nada dering berakhir dan telepon tersambung. Menunggu hingga kaki sampai ke meja belajar. Menunggu hingga tidak lagi ngos-ngosan untuk memilih tumpukan diktat yang harus dibawa. Menunggu di trotoar, menunggu air mata melapisi lebih banyak mata yang kelilipan.
Dan itu baru jam 8 pagi. Bagaimana dengan jam-jam sibuk Anda? Dan apakah cuma saya atau cuma Anda yang menunggu jarum di jam analog berputar dua kali sempurna?
Oh iya, sekarang jam 8, setelah ratusan serial menunggu dari 12 jam yang lalu. Ayah sibuk. Ibu pula di dapur. Kakak magang. Adik tidak mau diganggu. Mbak yang suka bantu di rumah sebentar lagi dijemput travel pulang kampung.
Saya menunggu di halte, katanya sih 5 menit lagi. Eh itu!
Eh saya salah mobil! (Mobil memang benda pasaran)
Comments