Zasya: Side Story (5)

Bukan sekali dua kali, sudah berulang kali Zasya cuma tepis-tepis segala kerusuhan di kepalanya, yang mengganggu atau malah menyenangkannya. Zasya kembali harus berhadapan dengan lapar haus yang menghilang, lelah yang terpelintir hingga hilang, hawa panas seperti sejuk pegunungan, langkah jalan seperti berlari, bicara terburu-buru, menandakan warga alam bawah sadar sedang melakukan parade di alam sadar.
Pusing pusing berhadiah.
Zasya mendudukkan dirinya di halte. Ngos-ngosan pelan, kedua kakinya kedutan sana sini. Nyaris setengah jalan pulang ia tempuh dengan jalan kaki. Waktu telah berjalan setengah jam ketika menempuh perjalanan itu, tapi rasanya baru saja lima menit Zasya jalan cepat.
Hari ini memang tidak ada yang spesial selain bekal martabak spesial dari Ibu, hari sekolah pun berjalan seperti biasanya. Keluar dari gerbang belakang sekolah seperti biasanya. Berpapasan dengan Pandu, maba yang tiba-tiba berjalan mampir ke sekolah entah untuk urusan apa, lalu saling melambaikan tangan dari kejauhan.
Zasya tidak haus, Zasya tidak lapar, Zasya tidak capek.

Zasya Narendra 13.56
Andri!
Andri 13.56
Apa? Santai dong
Zasya Narendra 13.56
Ketemuan yuk!
Andri 13.57
Hah?!

Zasya butuh netralisasi.

Comments

See also

Supermarket

Truth or Dare

Resep Tahu Gejrot Luezaaat