Cinta Tanpa Dosa (2)
Anak bayi satu tahun itu masih menangis tidak berhenti. Mau ditanya kenapa juga bingung, mana bisa bayi menceritakan alasannya.
"Diam dong!" perempuan yang dikatakan sebagai ibu bayi itu mendelik, terus membuat anaknya tiduran sementara si anak meronta-ronta dan berteriak-teriak.
"Waaaaaaa!"
"Maunya apa sih?! Nyusahin orang mau tidur!"
"Mamaaa!"
"Ini! Ini mama!" dia menunjuk dirinya sendiri. "Sekarang diam!"
"Mamaaa!"
"Jadi ini bukan mama? Oke!" perempuan itu beranjak menggendong paksa anak bayinya, meletakkannya asal di ruang keluarga, lantas menyalakan televisi. Entah televisi itu sedang menyiarkan nina bobo atau jedang-jedung yang tidak biasa diterima anak kecil. Kemudian perempuan itu masuk kembali ke kamarnya, membanting pintu.
Tengah malam yang sunyi berubah menjadi bunyi bayi yang terus berteriak seperti habis dipukuli.
"Diam dong!" perempuan yang dikatakan sebagai ibu bayi itu mendelik, terus membuat anaknya tiduran sementara si anak meronta-ronta dan berteriak-teriak.
"Waaaaaaa!"
"Maunya apa sih?! Nyusahin orang mau tidur!"
"Mamaaa!"
"Ini! Ini mama!" dia menunjuk dirinya sendiri. "Sekarang diam!"
"Mamaaa!"
"Jadi ini bukan mama? Oke!" perempuan itu beranjak menggendong paksa anak bayinya, meletakkannya asal di ruang keluarga, lantas menyalakan televisi. Entah televisi itu sedang menyiarkan nina bobo atau jedang-jedung yang tidak biasa diterima anak kecil. Kemudian perempuan itu masuk kembali ke kamarnya, membanting pintu.
Tengah malam yang sunyi berubah menjadi bunyi bayi yang terus berteriak seperti habis dipukuli.
Comments