Malam Bulan Baru


Mata berusaha menembus gelap pekarangan, mencari
kerlip kunang-kunang yang bersembunyi tapi kelihatan
Ah, itu mereka!
Meriah, tumpah ruah, banyak sekali seperti bintang-bintang.

Malam bulan baru tidak bisa sunyi
Petasan berdebur-debur mengalahkan jangkrik dan tongeret
Suara takbir bertumpukan dari segala arah
Ramai ini sangat menyenangkan.

Tidak angin, tidak pula hujan.
Angin dan awan takzim memandang sinar bulan
yang kecil mengintip dari sela bayangan bulan lama
yang lalu,

Aku jadi sedih.

Ibu-ibu mengangkat ketupat lontong dari penjerangan
Bapak-bapak yang telah ambil cuti
Kakak-adik yang menyiapkan baju baru
Kakek-nenek minum teh, tidak boleh kemana-mana.

Malam bulan baru memang sama seperti malam-malam lainnya
yang gulita, apalagi tanpa lampu
Itu karena lensa mata belum terfokus menangkap
pada kunang-kunang yang indah menjadi perhiasan malam

Hanya saja malam bulan baru lebih senang berhias
dengan petasan, takbiran, uap tungku,
tawa dan tangis bahagia penuh doa
Kunang-kunang cuma jadi sampingan

Comments

See also

Supermarket

Truth or Dare

Resep Tahu Gejrot Luezaaat