Posts

Showing posts from 2014

Resolusi Akhir Tahun (2)

Apakah kita sudah pernah menggali sisi lain dari diri kita? Dalam sekali pemikiran tentang bagaimana diri sendiri. Butuh waktu, bahkan bisa sampai merenung lama sekali. Merusak luka. Menyalahkan diri sendiri. Dimulai dari resume tahunan: Awal tahun, it felt like entering the whole-changing life. Nope because of that break up (stop bapernya nin) but somehow things were really new to me. I need to push my limit to the maximum level. In the middle of the year, I was so glad that I am an ISTJ: introvert-sensing-thinking-judgment. Pasif. Aku berpikir tentang orang-orang yang menjadi berpengaruh, dan aku ingin berpengaruh. I tried several times and ended up as a bona fide-secretary. Bona fide? Tahun ini sudah hampir pensiun, dan semuanya berjalan begitu cepat. I need to move. Tanggung jawab yang berlajan paralel, seperti mencoba merengkuh lima puluh teman dengan dua tangan. Berusaha menjadi seorang yang mengerti. Menjadi orang dibalik cerita-cerita kehidupan. Mengasah stabilitas hati...

Resolusi Akhir Tahun (1)

Satu tahun adalah ratusan pusaran yang melanda masing-masing orang. Pusaran itu bisa berupa kepahitan, kelenaan, kepasrahan, keceriaan, beda-beda orang mengartikan. Tergantung bagaimana kita mengendalikan pusaran itu. Dengan satu jari? Dengan kedua tangan? Dengan kedua kaki? Dengan seluruh anggota badan? Dengan meleburkan diri kedalam lingkaran-lingkaran memusingkannya? Dengan menghindarinya? Atau dengan menciptakan arus berlawanan arah di dalam pusaran tersebut untuk membuat pusarannya berangsung memelan dan semakin tenang? Dalam hidup, kadang—atau bahkan seharusnya—seseorang harus menciptakan sebuah gebrakan yang jauh dari apa yang dia sebut sebagai ‘dirinya’, sehingga terciptalah ‘dirinya’ yang asli: seorang yang kuat dan berani. Kuat dan berani tidak harus berarti seorang yang berada di depan barisan utama dan menjatuhkan lawan, atau yang memikul segalanya sendiri secara mandiri, tetapi juga bisa seorang yang mendorong seorang yang lain menjadi kuat dan berani. Bila kita ...

Assalamu'alaikum Baper

Jadi ceritanya malam ini adalah malam baper (sebenernya dari kemaren udah malam baper). Mau pake #np juga sebenernya ga bisa, soalnya ya sunyi aja gitu. Kalo baper mah nggak usah pake musik-musikan lah. Diem aja menghadap ke luar balkon kena angin gerimis. Baper deh. ///// (emot hujan deras) GAUSAH PAKE HUJAN-HUJAN DI BALKON SEGALA LAH. DI HAPE JUGA ADA KOK HUJAN BADAI. Maaf lebay.. As persons always do on the LINE timeline, scroll down. Nonton horor malem-malem jadi bikin parno. Aku jadi kepikiran sebuah analogi.. tapi hubungannya sama doi. Ya namanya juga malam baper jadi nggak ada sangkut pautnya lagi sama yang lain kecuali sang mahadoi yang kerjaannya bikin huru-hara kayak sebuah scene di spongebob waktu dia berusaha nginget nama. Nginget nama doang............. look how simple doi bisa bikin kita jadi kacau. Sebenernya analoginya bukan yang itu. Ini analogi tentang film horor. Ketika hendak menyamakan film horor dengan doi...... sebenernya mereka memiliki tingkat keiden...

9 Desember 2008

Sebentar lagi hari ibu! Setiap tanggal 22 Desember, seluruh orang Indonesia memperingati hari ibu. Tak terkecuali aku. Di sekolahku, sejak kelas satu SD, aku selalu diajak oleh guruku untuk membuat hasil karya kecil, yang akan dihadiahkan untuk ibuku setiap menjelang hari ibu. Saat itu adalah pelajaran Art. Guruku mengajak untuk mengingat kasih sayang dari ibu, semenjak kita lahir ke dunia ini. Walaupun itu tidak sebanding dengan pengorbanan ibuku ketika merawatku tentunya. Aku pernah membuat sekuntum bunga mawar dari kertas, kartu ucapan dengan puisi buatanku, dan sepucuk surat. Kata ibuku, hasil karyaku bagus sekali. Dan, ibuku terharu, sambil tak lupa mencium pipiku. Tak terasa, aku telah sepuluh tahun lebih empat bulan hidup bersama ibuku. Ada banyak kesan indah yang kulalui bersama ibuku. Namun, ada juga kesan yang sedih. Kadang-kadang, aku membuat ibuku jengkel, atau tidak mendengarkan nasihatnya, sehingga beliau agak marah padaku. Sedih rasanya. Namun aku juga yang salah. Set...

12 November 2011: JURNAL PENGEMBARAAN XIV

Image
Mundur ke Pengembaraan XIV, salah satu favoritku. Mungkin catetannya masih agak cheesy soalnya baru kelas 8, jadi selamat membaca. Buat GOLD!! Semog a kalian masih inget ini.   JURNAL PENGEMBARAAN XIV: Golden Way day I (Rabu, 9 November 2011)   Hampir saja aku telat ketika aku dan tasku sampai ke lapangan pagi itu. Setelah berbagai wacana dan wejangan dari orang-orang penting sekolah, 6 angkot berangkat menuju suatu tempat yang tak kukenal. Aku dan kelompok 2 (Arief, Zaki, Aceng, Fahma, Viedi, Anin) berjalan terus, terus, terus. 1 kilo, 2 kilo, 3 kilo ditempuh. Kita masuk ke daerah hutan yang biasa digunakan untuk latihan KOPASSUS. Sambil menunggu yang lain, aku dan beberapa orang duduk di portal. Aku sempat menjatuhkan kamera Pa Hero ketika meminjamnya. K etika aku menengok ke belakang, aku terkejut karena seketika aku jatuh dengan kaki mencengkram portal dan aku terguling dan BRUK! aku jatuh. akrobatik. Teman-teman berj anji untuk membuat #anin bergulin...

302B, 12 Desember 2014

Besok adalah hari terakhir ujian, dan panitia ujian sepertinya tak tanggung-tanggung dalam memberikan epilog untuk kami: matematika. Zzznggg.. Rasanya seperti ada dengungan mistis saat kami mendengar kata "matematika". Entah karena pelajarannya yang mistis atau gurunya yang mistis, yang jelas nilai-nilai yang tercetak dari satu per satu ulangan selalu miris. Baru lima orang dari dua belas orang yang telah standby di ruang kelas bimbel, menunggu Pak Jalaludin, sang master, datang ke kelas. Hembus AC masih terasa beku di kulit. Termometer ruangan menunjukkan 18 derajat--belum terlalu menyiksa karena beku, namun gerimis di luar sangat mendukung suasana dingin di dalam. Viola duduk bersandar di dinding kedap suara, meluruskan kakinya di lantai sambil mengerutkan otot-otot wajah di sekitar matanya. Jempol dan telunjuk kanannya sibuk memijat wajahnya. Entah apa yang sedang ia lamunkan di dalam besi tipis yang memancarkan tulisan dan romansa itu. Sekitar satu meter dari keduduka...

27 Juni 2013: Jurnal PROSPEK XIV

Ide Pa Ade buat bikin buku tentang PROSPEK (aku gatau udah terealisasikan apa belum) jadiiii aku tergerak buat ngetikin ini sampe larut malam dan larut dalam air mata (oke ini lebay). Kalo mata bisa ngerekam, mungkin aku bakal jarang ngedip selama seminggu, soalnya too much perfect moment in one week! JURNAL PROSPEK XIV DIKLAT PROSPEK XIV Hari 1 – Senin, 27 Mei 2013 Setelah ‘meliburkan diri’ 4 hari minggu kemarin, akhirnya aku masuk lagi. Tentu saja karena aku tau diklat itu penting banget buat kelancaran PROSPEK XIV nanti. Ketika aku melangkahkan kaki ke 9A, sudah banyak yang berubah. Logistik menumpuk! Hari ini dimulai dengan jualan koran bareng Karin dan Jihan. Sasaran kita adalah guru-guru dan orang tua murid playgroup di dekat aula belakang. 5 koran terjual dengan harga Rp 28.500,00! Untung kita ngomong   “untuk penggalangan dana PROSPEK XIV..” Setelah itu, seluruh angkatan GOLD XIV berkumpul di aula untuk memulai diklat. Hari ini Nampak lebih ramai dari minggu-...