9 Desember 2008


Sebentar lagi hari ibu! Setiap tanggal 22 Desember, seluruh orang Indonesia memperingati hari ibu. Tak terkecuali aku. Di sekolahku, sejak kelas satu SD, aku selalu diajak oleh guruku untuk membuat hasil karya kecil, yang akan dihadiahkan untuk ibuku setiap menjelang hari ibu. Saat itu adalah pelajaran Art. Guruku mengajak untuk mengingat kasih sayang dari ibu, semenjak kita lahir ke dunia ini. Walaupun itu tidak sebanding dengan pengorbanan ibuku ketika merawatku tentunya. Aku pernah membuat sekuntum bunga mawar dari kertas, kartu ucapan dengan puisi buatanku, dan sepucuk surat. Kata ibuku, hasil karyaku bagus sekali. Dan, ibuku terharu, sambil tak lupa mencium pipiku.
Tak terasa, aku telah sepuluh tahun lebih empat bulan hidup bersama ibuku. Ada banyak kesan indah yang kulalui bersama ibuku. Namun, ada juga kesan yang sedih. Kadang-kadang, aku membuat ibuku jengkel, atau tidak mendengarkan nasihatnya, sehingga beliau agak marah padaku. Sedih rasanya. Namun aku juga yang salah. Setelah nasihat panjangnya, biasanya obrolan kami akan berakhir dengan bercanda, dan aku sadar sebenarnya beliau tidak ingin marah, namun ingin menasihatiku.
Kesan-kesan indah bersama ibuku selalu menghiasi hari-hariku. Dari aku bangun tidur, selalu banyak yang ingin kuceritakan padanya. Terutama kisah tentang mimpi yang baru saja menghisai tidurku. Apalagi setelah pulang sekolah, rasanya banyak sekali yang ingin kuceritakan. Kegiatan di sekolah, sikap teman yang tidak menyenangkan, pelajaran baru, kejadian-kejadian yang lucu, dan tak lupa kejadian yang menyedihkan atau menyenangkan. Ibuku selalu siap mendengarkan ceritaku yang panjang dan banyak.. sekali. Lucunya, aku dan adikku sering berebutan untuk bercerita duluan.
Ibuku hobi dan rajin sekali membuat berbagai macam makanan. Semuanya enak-enak! Itu karena ibuku ingin anak-anaknya tidak jajan di luar rumah. Kata ibuku, jajanan di luar rumah kebanyakan mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh. Misalnya pewarna tekstil, gula buatan, vetsin, dan lain-lain. Selain itu, jajanan di luar rumah tidak sehat karena lalat-lalat mengerubungi makanan yang dijual, dan juga debu polusi. Ibuku sering membuat kue dadar, bolu, donat, agar-agar, cireng, spaghetti, dan banyak lagi. Mmm.. lezat!
Selain itu, ibuku juga sering mengajakku unutk memasak bersama. Pada suatu hari, menu yang dibuat adalah es krim vanila. Ternyata sangat sederhana, karena kami menggunakan bubuk es krim instan. Aku mencampurkan bahan pembuat es krim instan, susu bubuk dan air es, lalu dikocok dengan bantuan mixer selama 10 menit. Terakhir kita menaburkan chococips ke adonan es krim, lalu membekukannya di lemari es. Setelah beberapa jam, es krimku buatanku telah jadi. Saat mencicipinya, rasanya lezat sekali! Aku jadi ingin lagi, lagi, dan lagi. Karena es krimnya membuatku ketagihan! Waw, kesan-kesan bersama ibuku yang mengasyikkan!
Rumahku adalah rumah penuh canda. Semua orang dirumahku suka bercanda, tak terkecuali nenekku yang sering tinggal bersama kami. Kami suka sekali berbagi cerita yang lucu-lucu, atau tertawa ketika ada salah satu dari kami mengarang cerita lucu atau bermain peran yang tak terduga sebelumnya . Ayah dan ibuku juga senang bercerita tentang kelucuanku semasa aku dan adikku masih kecil. Seperti cara adikku meminta sebotol susu sewaktu bayi, dan aku yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Aku selalu bertanya, “Apa ini?” atau, “Apa itu?” ketika bertemu dengan hal yang baru. Dan ibu harus bercerita panjang lebar tentang apa yang kutanyakan. Hihi.. jika tertawa, ibuku lucu sekali. Aku jadi tertawa lebih keras.
Ada kejadian lucu ketika aku, ibuku dan adikku mendengarkan radio. Ini salah satu hobi kami bertiga, lo.. Ibu menirukan lagu yang ada di radio, ternyata itu lagu tahun 90-an saat ibuku SMA. Lucu sekali ketika ibu menyanyikannya, karena kadang kadang nadanya jadi tidak beraturan. Aku dan adikku sampai tertawa terbahak-bahak. Setelah lagunya selesai, kami menunggu lagu selanjutnya yang ibuku nyanyikan lagi. Bersiap-siap tertawa lagi..
Ibu adalah seorang yang sangat jenius! (Cie.. tapi kata ibuku, ini terlalu berlebihan, tapi biarlah... aku hanya ingin memuji,). Aku selalu belajar banyak mata pelajaran bersama ibuku. Seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Agama, Sains, Sosial, PPKN, dan mata pelajaran lainnya. Namun, ibu tidak bisa mengajariku tentang komputer (tuh, ada kekurangannya juga kan?). Jadi, aku belajar tentang komputer bersama ayahku. Aku jadi mahir dalam internet, dan hal-hal tentang software di komputer. Ketika aku belajar matematika dengan ibuku, sangat menyenangkan! Ibuku memberikan soal-soal`yang, menantang, memberiku rumus-rumus baru, dan memberiku materi yang lebih tinggi dari teman-teman sekelasku. Kini, aku sedang belajar materi kelas enam. Alhamdulillah, tidak sulit! Bahkan aku semakin menyukai matematika, karena ternyata mudah.
Kegiatan lain yang disukai keluargaku adalah berkemah. Sewaktu aku kelas dua SD, aku dan keluargaku pergi berkemah di Pine Forest, Maribaya. Tempat yang sangat indah, Subhanallah! Disana sangat menyenangkan! Ada hamparan rumput yang sangat luas, sehingga kusebut surga rumput. Aku berguling-guling sambil berteriak teriak keasyikan Ada kejadian yang paling mengasyikan, ketika kami lomba menangkap ikan di kolam renang yang dangkal. Gaya ibuku lucu.. sekali. Berkali-kali ibuku terjatuh, lalu basah kuyup. Tapi beliau semangat sekali lo..Akhirnya berkat kerjasama aku dan ibu yang kompak, kami berhasil mendapatkan ikan. Ikannya sangat licin! Tapi, permainan ini sangat asyik dan menjadi pengalaman itu sangat menyenangkan dan berkesan.
Oya, aku dan ibuku juga punya pengalaman berkemah yang lain. Ini saat aku kelas tiga SD, aku dan keluargaku berkemah di Situ Cileunca. Tempat yang sangat menakjubkan dan super dingin. Ketika pagi tiba, aku, ibuku dan adikku pergi ke tepi danau kecil itu untuk duduk-duduk sambil menikmati udara pagi . Ternyata disana ada warung penjual mi rebus. Aku sangat ingin memesan mie rebus. Namun, dirumahku ada perjanjian untuk hanya menikmati mie instan satu kali sebulan. Untungnya saat itu kami belum makan mie instan, jadi diperbolehkan untuk makan mie instan. Kami duduk di kursi yang disediakan, dan menikmati mi rebus yang hangat sambil memandangi matahari terbit, yang seolah-olah dari ujung danau kecil itu. Indahnya.. Rasa dingin pun jadi hilang.
Selain hobi berkemah, keluargaku juga hobi jalan-jalan. Kadang ke mall, rekreasi, tempat outbond, dan lain-lain. Ada kesan yang istimewa pada saat keluargaku jalan-jalan. Ini cerita saat aku kelas dua SD. Waktu itu, keluarga kami sedang pergi ke mall. Ayahku memilih untuk berkeliling mall, sedangkan aku, adikku dan ibuku memilih untuk berfoto di foto box. Disana seru sekali! Kami memasang wajah yang lucu-lucu, dan kemudian melihat hasilnya. Setelah dicetak dan membayar biaya foto, kami memandangi fotonya. Lucu sekali! Ada foto yang wajah ibuku tidak ada di foto, adikku yang memasang muka setengah lucu setengah mengerikan, dan banyak lagi. Ibuku memasang salah satu foto itu di kaca meja riasnya. Kesan yang indah!
Semua ibu pasti ingin anaknya dapat hidup baik pada saat anaknya dewasa. Begitu juga dengan ibuku. Beliau selalu memberiku nasihat yang baik. Aku biasa diberi nasihat dari pengalaman ibuku sendiri. Baik di masa lalu, maupun yang baru saja ibuku alami. Beliau menasihatiku agar aku dapat belajar untuk menjalani hidup dengan baik di masa depan. Ada satu nasihat yang kudapatkan setelah aku menonton bioskop bersama ibuku. Nasihat itu adalah “Keep moving forward!” yang juga menjadi motto hidup seorang tokoh dalam film kartun itu. Kata ibuku, pelajaran bisa diambil pada saat apa saja. Termasuk ketika menonton bioskop. Nasihat itu selalu kuingat. Jika aku berbuat salah, ibuku pasti akan memberi nasihat dari pengalaman yang ibuku alami, atau dari contoh lainnya. Setelah mendengar nasihat itu, aku pun berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Setelah shalat isya, aku, ibuku dan adikku punya kebiasaan mendengarkan dzikir asmaul husna di salah satu siaran radio. Biasanya, asmaul husna itu diulang sampai empat kali dengan lagu yang berbeda. Unik sekali. Aku, ibuku dan adikku senang menghafalkannya. Hafalan asmaul husna kami pun bertambah sedikit-sedikit. Jadi, jika aku belajar setelah shalat isya, ibuku pasti mengajakku dan adikku untuk menghafalkan asmaul husna dahulu. ..
Satu lagi kebiasaan ibuku, yaitu selalu ingin mengenalkan hal yang baru untukku. Aku sering diajak ke tempat-tempat yang belum pernah kukunjungi atau ada sesuatu hal yang baru. Kadang kami hanya pergi ke pasar tradisional dan melihat aktivitas disana. Walaupun bau tapi harga barang disana memang lebih murah. Aku juga pernah dikenalkan dengan sejenis makanan tradisional, yang sudah ada sejak ibuku SD, yaitu gulali. Gulali yang kumakan waktu itu bukan gulali biasa. Melainkan gulali yang cara pembuatannya dari adonan gula berwarna yang panas yang dibentuk bunga, hewan, dan lain-lain. Kata bapak penjual gulali itu, ia telah berjualan gulali sejak tahun 1983. Dan waktu itu, harga gulalinya hanya Rp.25,- saja (Wah, enak ya, hidup dimasa ibuku SD, semuanya serba murah..)! Wah, ternyata bapak itu sangat ahli! Ia membentuk adonan gula berwarna yang panas dengan bantuan tangan dan tusuk sate sehingga menjadi bentuk yang unik, seperti bunga, binatang, dan lain-lain, dengan sangat cepat! Sayang, sekarang harganya Rp.3.000,-. Tapi tidak apa-apa. Karena, itu pengalaman baru dan menjadi kesan indah bersama ibuku...
Pengalaman bersama ibuku sangat meriah dan mengasyikan, bukan? Bahkan akhir-akhir ini ibuku memilih untuk tidak bekerja lagi dan menemaniku untuk melewati hari hari yang pastinya asyik asyik.. Ibuku yang selalu semangat, termasuk ketika memanggilku dengan sebutan kesayangannya yaitu mbak cempluk, karena pipiku yang cempluk, alias chubby!
-Selesai-

Comments

See also

Supermarket

Truth or Dare

Resep Tahu Gejrot Luezaaat