27 Juni 2013: Jurnal PROSPEK XIV
Ide Pa Ade buat bikin buku tentang PROSPEK (aku gatau udah terealisasikan apa belum) jadiiii aku tergerak buat ngetikin ini sampe larut malam dan larut dalam air mata (oke ini lebay).
Kalo mata bisa ngerekam, mungkin aku bakal jarang ngedip selama seminggu, soalnya too much perfect moment in one week!
Kalo mata bisa ngerekam, mungkin aku bakal jarang ngedip selama seminggu, soalnya too much perfect moment in one week!
JURNAL
PROSPEK XIV
DIKLAT PROSPEK XIV
Hari 1 – Senin, 27 Mei 2013
Setelah ‘meliburkan diri’ 4 hari minggu kemarin, akhirnya
aku masuk lagi. Tentu saja karena aku tau diklat itu penting banget buat
kelancaran PROSPEK XIV nanti. Ketika aku melangkahkan kaki ke 9A, sudah banyak
yang berubah. Logistik menumpuk!
Hari ini dimulai dengan jualan koran bareng Karin dan Jihan. Sasaran kita adalah guru-guru dan orang tua murid playgroup di dekat aula belakang. 5 koran terjual dengan harga Rp 28.500,00! Untung kita ngomong “untuk penggalangan dana PROSPEK XIV..”
Setelah itu, seluruh angkatan GOLD XIV berkumpul di aula untuk memulai diklat. Hari ini Nampak lebih ramai dari minggu-minggu lalu, karena yang nggak masuk cuma Utep (sakit) sama Izza (izin). Tapi tetep aja kerasa nggak lengkap.
Setelah berbagai sambutan, kita masuk ke acara inti. Ada diskusi jadwal acara, materi tentang Sosialisasi Pedesaan dari Pa Asep, dan presentasi dari bidang-bidang PROSPEK XIV. Tapi dari selesai istirahat siang sampai sore, aku, Agni, sama Hasna Muni ‘mabal resmi’ ke ruang BK buat ngelanjutin pekerjaan bidang perpustakaan yang belom kelar. Sementara yang lain di aula belakang terus membahas kegiatan masing-masing divisi dan mencocokannya dengan jadwal acara PROSPEK yang telah dibuat. Kami baru kembali saat teman-teman akan melaksanakan shalat Ashar.
Hari ini dimulai dengan jualan koran bareng Karin dan Jihan. Sasaran kita adalah guru-guru dan orang tua murid playgroup di dekat aula belakang. 5 koran terjual dengan harga Rp 28.500,00! Untung kita ngomong “untuk penggalangan dana PROSPEK XIV..”
Setelah itu, seluruh angkatan GOLD XIV berkumpul di aula untuk memulai diklat. Hari ini Nampak lebih ramai dari minggu-minggu lalu, karena yang nggak masuk cuma Utep (sakit) sama Izza (izin). Tapi tetep aja kerasa nggak lengkap.
Setelah berbagai sambutan, kita masuk ke acara inti. Ada diskusi jadwal acara, materi tentang Sosialisasi Pedesaan dari Pa Asep, dan presentasi dari bidang-bidang PROSPEK XIV. Tapi dari selesai istirahat siang sampai sore, aku, Agni, sama Hasna Muni ‘mabal resmi’ ke ruang BK buat ngelanjutin pekerjaan bidang perpustakaan yang belom kelar. Sementara yang lain di aula belakang terus membahas kegiatan masing-masing divisi dan mencocokannya dengan jadwal acara PROSPEK yang telah dibuat. Kami baru kembali saat teman-teman akan melaksanakan shalat Ashar.
DIKLAT PROSPEK XIV
Hari 2 – Selasa, 28 Mei 2013
Satu headline news
di kepala aku yang muncul dari pagi adalah: ‘HAPPY 2ND ANIVERSARY,
GOLD XIV!! SUKSES PROSPEK!!’ dan aku udah ngucapin dua hari dari kemarin di twitter, soalnya aku tau kalau GOLDXIV
dibuat dari malem-malem 27 Mei 2011 sampai dini hari 28 Mei 2011. Secara resmi
sih 28 Mei 2011. Kok jadi bahas ini sih.
Hari ini dimulai dengan jualan koran lagi. Sekarang kumpeninya nambah Hasna Khalishfi, jadi kita empatan. Sayangnya peminat koran menurun, jadi yang kejual cuma 3 koran dengan harga total sekitar Rp 14.000,00. Sedih deh.
Setelah itu, semua panitia PORSPEK XIV berkumpul di aula belakang untuk mengawali diklat hari kedua dengan latihan senam prospek. Sayang banget hari ini antusiasme terhadap senam menurun, padahal musiknya udah lumayan mendukung. Banyak saran dari Pak Dodih mengenai gerakan senam, yang pasti nampaknya gerakan senam yang udah dibuat sama Rafii cs. bakal dirombak abis soalnya belum ada gerakan pemanasan sama pendinginan.
Kegiatan dilanjutkan dengan materi mengenai bidang pendidikan yang dibawakan oleh Pa Acep. Materinya detail banget! Sampe ada petunjuk sikap yang harus dilakukan oleh bidang bimbel & mengajar. Selanjutnya adalah materi tentang perpustakaan yang dibawakan oleh Bu Entin dari Perpustakaan YPSAF. Aku ngejawab pertanyaan seputar perpustakaan dan mendapatkan hadiah satu buah dvd harun yahya tentang penyamaran binatang. Setelah itu, aku dan bidang perpustakaan mencoba berkonsultasi tentang kode buku yang telah kita buat. Ternyata, itu cuma kode registrasi! Kita udah syok soalnya buku yg dicoding udah hampir 900, dan untungnya Bu Entin meng-gapapa-kan apa yang sudah kita lakukan.
Hari ini dimulai dengan jualan koran lagi. Sekarang kumpeninya nambah Hasna Khalishfi, jadi kita empatan. Sayangnya peminat koran menurun, jadi yang kejual cuma 3 koran dengan harga total sekitar Rp 14.000,00. Sedih deh.
Setelah itu, semua panitia PORSPEK XIV berkumpul di aula belakang untuk mengawali diklat hari kedua dengan latihan senam prospek. Sayang banget hari ini antusiasme terhadap senam menurun, padahal musiknya udah lumayan mendukung. Banyak saran dari Pak Dodih mengenai gerakan senam, yang pasti nampaknya gerakan senam yang udah dibuat sama Rafii cs. bakal dirombak abis soalnya belum ada gerakan pemanasan sama pendinginan.
Kegiatan dilanjutkan dengan materi mengenai bidang pendidikan yang dibawakan oleh Pa Acep. Materinya detail banget! Sampe ada petunjuk sikap yang harus dilakukan oleh bidang bimbel & mengajar. Selanjutnya adalah materi tentang perpustakaan yang dibawakan oleh Bu Entin dari Perpustakaan YPSAF. Aku ngejawab pertanyaan seputar perpustakaan dan mendapatkan hadiah satu buah dvd harun yahya tentang penyamaran binatang. Setelah itu, aku dan bidang perpustakaan mencoba berkonsultasi tentang kode buku yang telah kita buat. Ternyata, itu cuma kode registrasi! Kita udah syok soalnya buku yg dicoding udah hampir 900, dan untungnya Bu Entin meng-gapapa-kan apa yang sudah kita lakukan.
DIKLAT PROSPEK XIV
Hari 3 – Rabu, 29 Mei 2013
Hari ketiga diklat PROSPEK XIV ini seperti biasanya diawali
dengan berjualan koran, selanjutnya ikrar dan doa bersama dan latihan senam.
Namun, ada yang berbeda hari ini. Sebelum senam dimulai dan aku sudah berganti
baju, Pa Ade meminta aku dan Viedi untuk mengaji di depan tamu-tamu yang datang
dari Gorontalo yang akan melaksanakan pembukaan acara pelatihan mengenai Bidang
Konseling di aula belakang. Awalnya kita deg-degan, namun setelah kita membantu
membagi-bagikan snack untuk para tamu kita bisa tenang kembali. Kita pun
mendapatkan sekotak snack gratis untuk berdua!
Kegiatan selanjutnya adalah pembagian shift untuk kegiatan Pengobatan Gratis di kelas 9b. Pembagian tugas ini dipandu oleh Xena, Icha, Finda, Rakha, dan tim Pengobatan Gratis lainnya. Ada yang dibagi menjadi pendaftaran, pengarah, tensi dan penimbangan berat badan, apoteker, dan sebagainya. Shift dibagi menjadi shift pagi dan sore. Setelah itu, Xena menjelaskan tentang sistematika Pengobatan Gratis dari mulai pendaftaran sampai pengambilan obat. Rencananya, Pengobatan Gratis akan dilaksanakan di Posko PROSPEK XIV di Kampung Pasirkihiang nanti.
Setelah materi dari bidang Pengobatan Gratis selesai, sebagian siswa pergi ke 9a untuk beres-beres logistik dan sebagian yang lain melakukan simulasi kegiatan Cerdas Cermat yang dipandu oleh Arief Ketang.
Kegiatan selanjutnya adalah pembagian shift untuk kegiatan Pengobatan Gratis di kelas 9b. Pembagian tugas ini dipandu oleh Xena, Icha, Finda, Rakha, dan tim Pengobatan Gratis lainnya. Ada yang dibagi menjadi pendaftaran, pengarah, tensi dan penimbangan berat badan, apoteker, dan sebagainya. Shift dibagi menjadi shift pagi dan sore. Setelah itu, Xena menjelaskan tentang sistematika Pengobatan Gratis dari mulai pendaftaran sampai pengambilan obat. Rencananya, Pengobatan Gratis akan dilaksanakan di Posko PROSPEK XIV di Kampung Pasirkihiang nanti.
Setelah materi dari bidang Pengobatan Gratis selesai, sebagian siswa pergi ke 9a untuk beres-beres logistik dan sebagian yang lain melakukan simulasi kegiatan Cerdas Cermat yang dipandu oleh Arief Ketang.
DIKLAT PROSPEK XIV
Hari 4 – Kamis, 30 Mei 2013
Hari keempat diklat! Hari ulang tahun Viedi ke 15! Hari ini
seperti biasanya diawali dengan ikrar dan doa bersama, berjualan koran, dan
latihan senam. Setelah itu, semua siswa kembali ke aula belakang.
Kali ini ada materi mengenai organisasi-organisasi Islam. Materi ini disampaikan oleh Pa Anshor agar semua panitia PROSPEK XIV bisa mudah beradaptasi dengan kebiasaan beragama di Pasirkihiang nanti. Pa Anshor menyampaikan materi ini dengan gayanya yang khas, sehingga Pa Hero berkomentar kalau Pa Anshor bisa memenangkan kontes Stand Up Comedy tingkat Salman Al Farisi. Aku latihan jadi MC sebelumnya! Setelah materi dari Pa Anshor selesai, giliran Pa Hero yang ambil alih dengan ‘kembali’ menjadi bidang transportasi. Pa Hero mengumumkan kelompok pemberangkatan PROSPEK XIV. Dan Pa Asep, selaku pembuat list tersebut, kecolongan dua kali! Aku yang duluan melirik list tersebut saat Pa Anshor menyampaikan materi cuma bisa ketawa-ketawa pas yang lain baru pada ngeh.
Selanjutnya adalah materi mengenai baksos. Tapi………… aku kurang merhatiin pas materi ini._.
Kali ini ada materi mengenai organisasi-organisasi Islam. Materi ini disampaikan oleh Pa Anshor agar semua panitia PROSPEK XIV bisa mudah beradaptasi dengan kebiasaan beragama di Pasirkihiang nanti. Pa Anshor menyampaikan materi ini dengan gayanya yang khas, sehingga Pa Hero berkomentar kalau Pa Anshor bisa memenangkan kontes Stand Up Comedy tingkat Salman Al Farisi. Aku latihan jadi MC sebelumnya! Setelah materi dari Pa Anshor selesai, giliran Pa Hero yang ambil alih dengan ‘kembali’ menjadi bidang transportasi. Pa Hero mengumumkan kelompok pemberangkatan PROSPEK XIV. Dan Pa Asep, selaku pembuat list tersebut, kecolongan dua kali! Aku yang duluan melirik list tersebut saat Pa Anshor menyampaikan materi cuma bisa ketawa-ketawa pas yang lain baru pada ngeh.
Selanjutnya adalah materi mengenai baksos. Tapi………… aku kurang merhatiin pas materi ini._.
DIKLAT PROSPEK XIV
Hari 5 – Jumat, 31 Mei 2013
Jumat terakhir sebagai murid SMP Salman Al Farisi! Kebanyakan
siswi berpakaian unyu-unyu hari ini. Hari ini dimulai dengan ikrar dan
pembacaan asmaul husna terakhir di aula belakang. Setelah itu dilanjutkan
dengan latihan senam PROSPEK. Kali ini Pa Anshor ikut ambil bagian dan latihan
senam jadi tambah heboh!
Setelah berganti baju, kami mendapat materi tentang Pensi PROSPEK dari Bu Febi sambil makan baso tahu. Inti dari materi tersebut adalah kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kesenian yang ada di masyarakat nanti, karena belum tentu bila kita menampilkan kesenian kota, mereka akan mengerti. Kegiatan dilanjutkan dengan beres-beres logistik pribadi.
Setelah istirahat siang, kita berkumpul di kelas 9b untuk mendapatkan sedikit wejangan mengenai pertemanan dan persahabatan GOLDXIV selama 3 tahun dari Pa Ade. Setelah itu, kaos PROSPEK datang! Semua siswa sangat senang dengan kaos yang kece itu dan langsung memakainya. Setelah pembagian kaos, kami bergegas memindahkan seluruh logistik PROSPEK dari kelas 9a menuju Laboratorium Fisika supaya mudah dibawa ke lokasi PROSPEK. Lelah yang terasa langsung terbayar lunas dengan berbotol-botol Frestea dan Fruitea yang datang dari guru-guru. Segar!
Setelah berganti baju, kami mendapat materi tentang Pensi PROSPEK dari Bu Febi sambil makan baso tahu. Inti dari materi tersebut adalah kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kesenian yang ada di masyarakat nanti, karena belum tentu bila kita menampilkan kesenian kota, mereka akan mengerti. Kegiatan dilanjutkan dengan beres-beres logistik pribadi.
Setelah istirahat siang, kita berkumpul di kelas 9b untuk mendapatkan sedikit wejangan mengenai pertemanan dan persahabatan GOLDXIV selama 3 tahun dari Pa Ade. Setelah itu, kaos PROSPEK datang! Semua siswa sangat senang dengan kaos yang kece itu dan langsung memakainya. Setelah pembagian kaos, kami bergegas memindahkan seluruh logistik PROSPEK dari kelas 9a menuju Laboratorium Fisika supaya mudah dibawa ke lokasi PROSPEK. Lelah yang terasa langsung terbayar lunas dengan berbotol-botol Frestea dan Fruitea yang datang dari guru-guru. Segar!
PROSPEK XIV Hari 1 –
Minggu, 2 Juni 2013
Sekitar pukul 7 pagi seluruh anggota GOLDXIV alias panitia
PROSPEK XIV beserta guru dan orangtua siswa berkumpul di lapangan SMP Salman Al
Farisi untuk menunggu kedatangan Ibu Nani Rosada yang akan membuka PROSPEK XIV.
Agak berbeda dan agak ‘wah’ dari prospek-prospek sebelumnya.
Setelah rangkaian acara pembukaan selesai, kamipun berangkat menurut kelompok pemberangkatan. Rute yang kita tempuh adalah SMPSAF-Cicaheum dengan satu kali angkot, CIcaheum-Term. Guntur dengan satu kali bis, dan Term. Guntur-Pasirkihiang dengan satu kali angkot. Perjalanan yang cukup melelahkan dan offroad.
Di bis yang kunaiki bersama beberapa kelompok lain, ada pengalaman lucu sekaligus mengerikan. Seorang pengamen perempuan bertubuh gempal masuk membaca kecrekan dan mulai berteriak kalau dia hendak menyanyi. Setelah dia selesai menyanyikan beberapa lagu, dia mulai bertingkah aneh dan terlihat caper ke penumpang-penumpang. Jika respon yang dia terima negatif, maka dia berkata kasar. Korban terparah yang aku tau adalah WS, yang duduk di depanku. Dia diduduki pengamen yang namanya Sarah itu di bagian pinggangnya! Langsung kena encok dia setelah turun.
Kami sampai di Pasirkihiang sekitar pukul 2 siang. Setelah itu, kita langsung pergi ke SDN Sukamukti IV untuk menyiapkan setting tempat pembukaan PROSPEK XIV. Aku sama Lukman jadi MC. Setelah semua tamu undangan dan calon orangtua asuh datang, barulah acara pembukaan dimulai. Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Viedi dan Aulia, sambutan-sambutan, barulah pembagian orangtua asuh. Orangtua asuhku dan Asha adalah Pa Hasan dan Bu Yayah. Pa Hasan adalah salah satu ulama di kampung Pasirkihiang. Tapi waktu itu mereka berdua tidak datang, jadi diwakili oleh anaknya yang bernama Bu Maemunah. Setelah semua orangtua asuh dibagikan, kita pulang ke rumah masing-masing.
Rumah Pa Hasan terletak persis di sebelah Masjid Al-Ma’arij, tempat briefing dan evaluasi kita hari-hari selanjutnya.
Kegiatan yang dilakukan sore pertama ini adalah jalan-jalan ke sekeliling kampung Pasirkihiang. Bertemu dan bermain dengan anak-anak, pergi ke kepala desa untuk berkoordinasi, dan sebagainya. Aku berkenalan dengan cucu-cucu Pa Hasan yaitu Dina, Kahfi, dan Jeni. Mereka lucu-lucu! Selain itu bidang pendidikan melakukan rapat lagi di masjid yang lain karena besok adalah full kegiatan pendidikan. Aku juga berkenalan dengan seorang perempuan kecil bernama Nunung. Dia belum sekolah. WS yang membawa dia kemari. Dia mengatakan kalau aku cantik!
Di mushola, aku juga melihat adegan mengagetkan. Azi dan siapaaa gitu sedang mengobrol ringan dengan anak-anak Pasirkihiang. Tiba-tiba, mereka segera mempraktekkan adegan-adegan parkour sederhana di dalam masjid! Anak-anak Pasirkihiang memang berbakat, tapi tempatnya kalo bisa sih di lapangan.. Hohohoho.
Aku dan Asha benar-benar berada di rumah sebelum adzan Maghrib, dan kita langsung dijamu makan malam bersama keluarga Pa Hasan: Pa Hasan, Bu Yayah, Teh Mia, anak perempuan Pa Hasan yang sedang pulang dari kuliah, dan pacarnya Teh Mia. Kita disuguhi ayam goreng, tempe goreng, tahu goreng, dan sambal. Tempenya mantep!
Setelah rangkaian acara pembukaan selesai, kamipun berangkat menurut kelompok pemberangkatan. Rute yang kita tempuh adalah SMPSAF-Cicaheum dengan satu kali angkot, CIcaheum-Term. Guntur dengan satu kali bis, dan Term. Guntur-Pasirkihiang dengan satu kali angkot. Perjalanan yang cukup melelahkan dan offroad.
Di bis yang kunaiki bersama beberapa kelompok lain, ada pengalaman lucu sekaligus mengerikan. Seorang pengamen perempuan bertubuh gempal masuk membaca kecrekan dan mulai berteriak kalau dia hendak menyanyi. Setelah dia selesai menyanyikan beberapa lagu, dia mulai bertingkah aneh dan terlihat caper ke penumpang-penumpang. Jika respon yang dia terima negatif, maka dia berkata kasar. Korban terparah yang aku tau adalah WS, yang duduk di depanku. Dia diduduki pengamen yang namanya Sarah itu di bagian pinggangnya! Langsung kena encok dia setelah turun.
Kami sampai di Pasirkihiang sekitar pukul 2 siang. Setelah itu, kita langsung pergi ke SDN Sukamukti IV untuk menyiapkan setting tempat pembukaan PROSPEK XIV. Aku sama Lukman jadi MC. Setelah semua tamu undangan dan calon orangtua asuh datang, barulah acara pembukaan dimulai. Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Viedi dan Aulia, sambutan-sambutan, barulah pembagian orangtua asuh. Orangtua asuhku dan Asha adalah Pa Hasan dan Bu Yayah. Pa Hasan adalah salah satu ulama di kampung Pasirkihiang. Tapi waktu itu mereka berdua tidak datang, jadi diwakili oleh anaknya yang bernama Bu Maemunah. Setelah semua orangtua asuh dibagikan, kita pulang ke rumah masing-masing.
Rumah Pa Hasan terletak persis di sebelah Masjid Al-Ma’arij, tempat briefing dan evaluasi kita hari-hari selanjutnya.
Kegiatan yang dilakukan sore pertama ini adalah jalan-jalan ke sekeliling kampung Pasirkihiang. Bertemu dan bermain dengan anak-anak, pergi ke kepala desa untuk berkoordinasi, dan sebagainya. Aku berkenalan dengan cucu-cucu Pa Hasan yaitu Dina, Kahfi, dan Jeni. Mereka lucu-lucu! Selain itu bidang pendidikan melakukan rapat lagi di masjid yang lain karena besok adalah full kegiatan pendidikan. Aku juga berkenalan dengan seorang perempuan kecil bernama Nunung. Dia belum sekolah. WS yang membawa dia kemari. Dia mengatakan kalau aku cantik!
Di mushola, aku juga melihat adegan mengagetkan. Azi dan siapaaa gitu sedang mengobrol ringan dengan anak-anak Pasirkihiang. Tiba-tiba, mereka segera mempraktekkan adegan-adegan parkour sederhana di dalam masjid! Anak-anak Pasirkihiang memang berbakat, tapi tempatnya kalo bisa sih di lapangan.. Hohohoho.
Aku dan Asha benar-benar berada di rumah sebelum adzan Maghrib, dan kita langsung dijamu makan malam bersama keluarga Pa Hasan: Pa Hasan, Bu Yayah, Teh Mia, anak perempuan Pa Hasan yang sedang pulang dari kuliah, dan pacarnya Teh Mia. Kita disuguhi ayam goreng, tempe goreng, tahu goreng, dan sambal. Tempenya mantep!
PROSPEK XIV Hari 2 –
Senin, 3 Juni 2013
Setelah briefing, semua panitia PROSPEK XIV kembali ke rumah
masing-masing untuk sarapan. Setelah itu, beberapa tim bidang pendidikan segera
mengunjungi sekolah yang mulai dipadati siswa sekitar pukul 7 pagi. Namun,
semua guru belum datang! Akhirnya kita menunggu sambil berinteraksi dengan para
siswa dan…………..jajan. Setelah para guru datang, kita segera melakukan
koordinasi mengenai kegiatan mengajar di kelas, bimbel, dan perbaikan
perpustakaan. Guru-guru menyetujui semua kegiatan yang kami usulkan.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengajar di kelas. Kelas pertama yang kami ajar adalah kelas 1 oleh Phia, Shafa dan Hasna Munifah, serta kelas 3 oleh Rafid, Rayhan, dan Zaki. Selama 2 jam, Shafa, Phia, dan Hasna Munifah mengajarkan calistung sederhana dan bermain bersama anak-anak sambil mengajarkan motorik kasar, sementara Rafid, Rayhan, dan Zaki mengajarkan bahasa Inggris dan memutar video-video berbahasa inggris. Suasana mengajar sangat kondusif dan menyenangkan. Di kelas 3, dipromosikan kegiatan bimbel dan lomba-lomba yang akan diadakan oleh PROSPEK XIV seperti lomba cerdas cermat, lomba rohani, dan sebagainya. Sementara kegiatan mengajar berlangsung, di rumahku sedang diadakan Posyandu. Namun, aku tidak mengikuti kegiatan tersebut.
Setelah kegiatan mengajar, beberapa panitia turun ke lapangan SDN Sukamukti IV untuk mengajak anak-anak bermain permainan tradisional bersama-sama. Lapangan begitu ramai dan ceria. Sementara aku dan Trixie duduk di pinggir lapangan, mempelajari soal-soal UKK SDN Sukamukti IV tahun kemarin sebagai bahan ajar nanti saat bimbel.
Setelah makan siang dan shalat, rak-rak buku beserta kardus-kardus berisi 900an buku mulai didatangkan dari Posko PROSPEK XIV ke SDN Sukamukti IV. Sementara suasana masih ramai padahal sudah agak jauh dari jam pulang sekolah, tim perbaikan perpustakaan berusaha menertibkan suasana saat buku-buku mulai ditata sesuai kelasnya.
Sementara kegiatan perbaikan perpustakaan berlangsung, dilaksanakan kegiatan bimbel. Kelas yang kami bombing adalah kelas 3 oleh aku dan Aziz, serta kelas 5 oleh Trixie dan Phia. Selama 1 jam, aku dan Aziz mengajar materi tentang pecahan dan bangun datar, serta Trixie dan Phia mengajarkan……… IPA kalau tidak salah._.
Setelah buku-buku selesai ditata, semua anak berebutan masuk kelas untuk membaca buku. Para panitia pun masuk ke kelas-kelas untuk mengajak anak-anak membaca buku serta membacakan suatu buku cerita dikerumuni beberapa anak.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengajar di kelas. Kelas pertama yang kami ajar adalah kelas 1 oleh Phia, Shafa dan Hasna Munifah, serta kelas 3 oleh Rafid, Rayhan, dan Zaki. Selama 2 jam, Shafa, Phia, dan Hasna Munifah mengajarkan calistung sederhana dan bermain bersama anak-anak sambil mengajarkan motorik kasar, sementara Rafid, Rayhan, dan Zaki mengajarkan bahasa Inggris dan memutar video-video berbahasa inggris. Suasana mengajar sangat kondusif dan menyenangkan. Di kelas 3, dipromosikan kegiatan bimbel dan lomba-lomba yang akan diadakan oleh PROSPEK XIV seperti lomba cerdas cermat, lomba rohani, dan sebagainya. Sementara kegiatan mengajar berlangsung, di rumahku sedang diadakan Posyandu. Namun, aku tidak mengikuti kegiatan tersebut.
Setelah kegiatan mengajar, beberapa panitia turun ke lapangan SDN Sukamukti IV untuk mengajak anak-anak bermain permainan tradisional bersama-sama. Lapangan begitu ramai dan ceria. Sementara aku dan Trixie duduk di pinggir lapangan, mempelajari soal-soal UKK SDN Sukamukti IV tahun kemarin sebagai bahan ajar nanti saat bimbel.
Setelah makan siang dan shalat, rak-rak buku beserta kardus-kardus berisi 900an buku mulai didatangkan dari Posko PROSPEK XIV ke SDN Sukamukti IV. Sementara suasana masih ramai padahal sudah agak jauh dari jam pulang sekolah, tim perbaikan perpustakaan berusaha menertibkan suasana saat buku-buku mulai ditata sesuai kelasnya.
Sementara kegiatan perbaikan perpustakaan berlangsung, dilaksanakan kegiatan bimbel. Kelas yang kami bombing adalah kelas 3 oleh aku dan Aziz, serta kelas 5 oleh Trixie dan Phia. Selama 1 jam, aku dan Aziz mengajar materi tentang pecahan dan bangun datar, serta Trixie dan Phia mengajarkan……… IPA kalau tidak salah._.
Setelah buku-buku selesai ditata, semua anak berebutan masuk kelas untuk membaca buku. Para panitia pun masuk ke kelas-kelas untuk mengajak anak-anak membaca buku serta membacakan suatu buku cerita dikerumuni beberapa anak.
PROSPEK XIV Hari 3 – Selasa, 4 Juni 2013
Pada pagi ini ada beberapa cowo yang mangkal di rumahku dan
Asha: Harits, Naufal, Bima, Gilang. Niat awalnya sih cuma numpang ngopi foto,
tapi akhirnya diajak sarapan. Untuk menjaga kesopanan ke orangtua asuh
masing-masing, mereka berempat tidak ikut sarapan. Jadi, selama aku dan Asha
sarapan, mereka berempat mengobrol dengan Pa Hasan. Namun, ada obrolan yang
terdengar olehku dan itu sangat….. sesuatu. “Masjid itu hanya dipakai untuk
beribadah, pengajian, atau mengobrol tentang hal yang baik-baik.” Aku berfikir,
mungkin kita terlalu gaduh saat melakukan evaluasi malam di Masjid Al-Ma’arij,
jadi Pa Hasan ‘memprotes’ kita. Pa Hasan juga mengatakan pada aku dan Asha
kalau beliau mau bertemu dengan Pa Ade.
Pagi ini dimulai dengan persiapan loba cerdas cermat yang dikawal oleh Arief Ketang. Setelah men-setting ruang kelas 6, penonton dan peserta cerdas cermat mulai berdatangan. Peserta lomba ini ada 9 kelompok yang terdiri dari perwakilan kelas 4, 5, dan 6. Aku kebagian jadi pembaca soal untuk beberapa sesi. Dari 3 sesi lomba cerdas cermat, ada 3 kelompok pemenang yang akan bertanding di babak final hari Jumat nanti.
Kegiatan besar lainnya hari ini adalah lomba futsal anak. Ada sekian belas tim yang bertanding, dan pertandingan berlangsung sangat seru! Apalagi sebelum bertanding kedua tim yang akan main diminta berbaris di pinggir lapangan bersama wasit, lalu berjalan beriringan ke tengah lapangan dengan iringan lagu yang sangat dramatis.
Setelah lomba futsal, diadakan pengajian anak di Masjid Al-Ma’arij. Penyelenggara kegiatan ini adalah Agni. Awalnya aku cuma ikut-ikutan masuk ke masjid, lalu aku duduk di kelompok mengaji yang dibimbing Rahmi. Setelah itu, aku malah ikutan ngajar. Aku dan Rahmi juga akhirnya menyanyikan lagu tentang mad thabi’i yang kita dapatkan waktu SD serta mengajarkan apa yang telah diajarkan tilawati. Pengajian anak selesai sebelum adzan Maghrib.
Malam hari, diadakan briefing (yang pada akhirnya dipindahkan ke masjid dekat rumah Rahmi dan Xena) mengenai denah tempat pengobatan gratis besok.
Pagi ini dimulai dengan persiapan loba cerdas cermat yang dikawal oleh Arief Ketang. Setelah men-setting ruang kelas 6, penonton dan peserta cerdas cermat mulai berdatangan. Peserta lomba ini ada 9 kelompok yang terdiri dari perwakilan kelas 4, 5, dan 6. Aku kebagian jadi pembaca soal untuk beberapa sesi. Dari 3 sesi lomba cerdas cermat, ada 3 kelompok pemenang yang akan bertanding di babak final hari Jumat nanti.
Kegiatan besar lainnya hari ini adalah lomba futsal anak. Ada sekian belas tim yang bertanding, dan pertandingan berlangsung sangat seru! Apalagi sebelum bertanding kedua tim yang akan main diminta berbaris di pinggir lapangan bersama wasit, lalu berjalan beriringan ke tengah lapangan dengan iringan lagu yang sangat dramatis.
Setelah lomba futsal, diadakan pengajian anak di Masjid Al-Ma’arij. Penyelenggara kegiatan ini adalah Agni. Awalnya aku cuma ikut-ikutan masuk ke masjid, lalu aku duduk di kelompok mengaji yang dibimbing Rahmi. Setelah itu, aku malah ikutan ngajar. Aku dan Rahmi juga akhirnya menyanyikan lagu tentang mad thabi’i yang kita dapatkan waktu SD serta mengajarkan apa yang telah diajarkan tilawati. Pengajian anak selesai sebelum adzan Maghrib.
Malam hari, diadakan briefing (yang pada akhirnya dipindahkan ke masjid dekat rumah Rahmi dan Xena) mengenai denah tempat pengobatan gratis besok.
PROSPEK XIV Hari 4 –
Rabu, 5 Juni 2013
Hari ini bisa dibilang sebagai ‘klimaks’nya PROSPEK XIV:
Pengobatan Gratis. Sekitar pukul setengah 7 pagi, panitia PROSPEK mulai
mengangkut logistik yang dibutuhkan untuk pengobatan gratis. Kursi, meja,
matras, pembatas ruangan, obat-obatan, alat tensi, timbangan, serta logistik
lainnya dari Posko PROSPEK XIV dibawa menuju sebuah pesantren milik Pa Daud,
seorang ulama di kampung Pasirkihiang. Setelah itu, kami membereskan sampah di
sekitar tempat pengobatan gratis. Disana aku bertemu anak perempuan Pa Daud
yang bernama Najwa. Meskipun masih 5 tahun, namun semangatnya untuk membantu
kami membersihkan sampah patut diacungi jempol. Hingga akhirnya dia nempel
terus sama Karin.
Setelah itu, kami melakukan briefing singkat. Panitia shift pagi dan sore yang berkumpul semua pada saat itu mulai memisahkan diri. Yang shift sore kembali ke rumah masing-masing atau melakukan kegiatan lain, sedangkan shift pagi bersiap di lokasi pengobatan gratis. Aku kebagian shift pagi sebagai asisten pengukur tensi dan berat badan pasien sekaligus MC, lagi.
Sambil menunggu dokter yang datang agak terlambat, aku dan Mentari membuat papan bertuliskan PELAYANAN KESEHATAN GRATIS dengan kapur warna-warni. Kali ini, Najwa nempel terus sama aku soalnya Karin sibuk dengan tugasnya sebagai apoteker, yaitu membereskan obat-obatan yang sudah disiapkan.
Setelah pasien mulai datang berbondong-bondong dan meja pendaftaran mulai sibuk, akupun membuka acara tersebut. Pa Hasan datang tergopoh-gopoh dengan baju berkebunnya untuk memberikan sambutan, lalu pergi lagi. Setelah acara dibuka oleh Bu Evie yang baru datang pagi ini, pengobatan gratispun dimulai.
Beberapa pasien harus dipapah olehku dan teman-teman yang lain menuju tempat tensi dan timbang berat badan. Setelah ditimbang dan ditensi, petugas tensi mulai menanyakan keluhan yang dialami pasien. Kebanyakan pasien adalah lanjut usia yang memiliki penyakit batuk, sakit badan, nyeri saat BAK, pusing, dan lain-lain. Bahkan ada seorang pasien paruh baya dengan tekanan darah diatas 200! Setelah keluhan dicatat di kartu pasien, pasien diarahkan menuju kamar dokter.Nama dokternya adalah Pa Muslih, dokter ‘langganan’ PROSPEK XIV selama bertahun-tahun. Setelah pemeriksaan dan pemberian resep oleh dokter, pasien menunggu obat yang diracik oleh tim apoteker dibantu oleh Bu Irma, apoteker ‘langganan’ PROSPEK XIV dari tahun ke tahun.
Selama aku bekerja, tak jarang Najwa menghampiriku dan mengajakku bermain. Tentu saja ini mengundang protes kecil dari teman-teman karena aku jadi nggak fokus ke kerjaan. Akhirnya Huma datang dan segera menggendong Najwa pergi.
Beranjak siang, aku dan Jihan (yang bertugas dengan jenis tugas yang sama) mulai kelelahan. Akhirnya kita mendapatkan konsumsi yaitu lemon water dan kita juga membeli cilok yang mangkal di sekitar lokasi pengobatan gratis. Akhirnya, shift pagi pun selesai!
Namun, terjadi kesalahan yang cukup fatal. Tiara, sebagai pemanggil pasien, menyebutkan bahwa pengobatan gratis diberhentikan karena sholiskan, sehingga para pasien memutuskan untuk pulang dulu. Padahal menurut Bu Evie, sebaiknya pengobatan gratis dilanjutkan agar mempersingkat waktu. Alhamdulillah masalah dapat diselesaikan dengan baik. Dan panitia shift pagi bekerja lagi selama sekitar setengah jam.
Setelah itu, aku pulang dan shalat Dzuhur serta makan siang. Lalu, aku segera mengambil peralatan mandi dan melakukan agenda ‘keramat’ yang sulit dilakukan saat PROSPEK: keramas! Untungnya Karin mau meminjamkan hairdryernya. Serasa habis nyalon!
Sore hari, aku menemani tim Tabligh Akbar untuk berkoordinasi dengan ulama setempat mengenai tabhligh akbar yang akan dilaksanakan besok ba’da Ashar. Ternyata, kampung Pasirkihiang selalu mengadakan tabligh akbar, hanya saja dilaksanakan ba’da Isya. Akhirnya, ada waktu kosong 2 jam. Setelah didiskusikan lebih lanjut, jam kosong tersebut bisa dipakai untuk melakukan lomba kemasyarakatan serta evaluasi yang sempat tertunda semalam.
Setelah itu, kami melakukan briefing singkat. Panitia shift pagi dan sore yang berkumpul semua pada saat itu mulai memisahkan diri. Yang shift sore kembali ke rumah masing-masing atau melakukan kegiatan lain, sedangkan shift pagi bersiap di lokasi pengobatan gratis. Aku kebagian shift pagi sebagai asisten pengukur tensi dan berat badan pasien sekaligus MC, lagi.
Sambil menunggu dokter yang datang agak terlambat, aku dan Mentari membuat papan bertuliskan PELAYANAN KESEHATAN GRATIS dengan kapur warna-warni. Kali ini, Najwa nempel terus sama aku soalnya Karin sibuk dengan tugasnya sebagai apoteker, yaitu membereskan obat-obatan yang sudah disiapkan.
Setelah pasien mulai datang berbondong-bondong dan meja pendaftaran mulai sibuk, akupun membuka acara tersebut. Pa Hasan datang tergopoh-gopoh dengan baju berkebunnya untuk memberikan sambutan, lalu pergi lagi. Setelah acara dibuka oleh Bu Evie yang baru datang pagi ini, pengobatan gratispun dimulai.
Beberapa pasien harus dipapah olehku dan teman-teman yang lain menuju tempat tensi dan timbang berat badan. Setelah ditimbang dan ditensi, petugas tensi mulai menanyakan keluhan yang dialami pasien. Kebanyakan pasien adalah lanjut usia yang memiliki penyakit batuk, sakit badan, nyeri saat BAK, pusing, dan lain-lain. Bahkan ada seorang pasien paruh baya dengan tekanan darah diatas 200! Setelah keluhan dicatat di kartu pasien, pasien diarahkan menuju kamar dokter.Nama dokternya adalah Pa Muslih, dokter ‘langganan’ PROSPEK XIV selama bertahun-tahun. Setelah pemeriksaan dan pemberian resep oleh dokter, pasien menunggu obat yang diracik oleh tim apoteker dibantu oleh Bu Irma, apoteker ‘langganan’ PROSPEK XIV dari tahun ke tahun.
Selama aku bekerja, tak jarang Najwa menghampiriku dan mengajakku bermain. Tentu saja ini mengundang protes kecil dari teman-teman karena aku jadi nggak fokus ke kerjaan. Akhirnya Huma datang dan segera menggendong Najwa pergi.
Beranjak siang, aku dan Jihan (yang bertugas dengan jenis tugas yang sama) mulai kelelahan. Akhirnya kita mendapatkan konsumsi yaitu lemon water dan kita juga membeli cilok yang mangkal di sekitar lokasi pengobatan gratis. Akhirnya, shift pagi pun selesai!
Namun, terjadi kesalahan yang cukup fatal. Tiara, sebagai pemanggil pasien, menyebutkan bahwa pengobatan gratis diberhentikan karena sholiskan, sehingga para pasien memutuskan untuk pulang dulu. Padahal menurut Bu Evie, sebaiknya pengobatan gratis dilanjutkan agar mempersingkat waktu. Alhamdulillah masalah dapat diselesaikan dengan baik. Dan panitia shift pagi bekerja lagi selama sekitar setengah jam.
Setelah itu, aku pulang dan shalat Dzuhur serta makan siang. Lalu, aku segera mengambil peralatan mandi dan melakukan agenda ‘keramat’ yang sulit dilakukan saat PROSPEK: keramas! Untungnya Karin mau meminjamkan hairdryernya. Serasa habis nyalon!
Sore hari, aku menemani tim Tabligh Akbar untuk berkoordinasi dengan ulama setempat mengenai tabhligh akbar yang akan dilaksanakan besok ba’da Ashar. Ternyata, kampung Pasirkihiang selalu mengadakan tabligh akbar, hanya saja dilaksanakan ba’da Isya. Akhirnya, ada waktu kosong 2 jam. Setelah didiskusikan lebih lanjut, jam kosong tersebut bisa dipakai untuk melakukan lomba kemasyarakatan serta evaluasi yang sempat tertunda semalam.
PROSPEK XIV Hari 5 –
Kamis, 6 Juni 2013
Kegiatan pagi ini, karena hari ini libur, adalah mengisi
liburan anak-anak dengan melakukan penyuluhan mengenai cara cuci tangan dan
sikat gigi yang baik dan benar. Xena dkk memegang kelas 1 dan 2, sementara
Inara dkk memegang kelas 4. Aku ikut masuk di kelas 4. Di kelas 4, Inara
menjelaskan cara sikat gigi yang benar dengan membaca alat peraga gigi. Setelah
materi, kita hendak praktek sikat gigi. Namun karena kamar mandi tidak
memungkinkan, kita turun ke lapangan. Namun, hujan! Akhirnya kita
‘mengungsikan’ semua anak ke sebuah lorong di belakang sekolah yang tidak
terkena hujan. Harris pun ‘naik panggung’ untuk mempraktekkan sikat gigi yang
benar di depan anak-anak. Komentar anak-anak tentang penyuluhan ini adalah:
“Lada!”
Setelah itu, kelas 1 langsung dibereskan untuk kegiatan selanjutnya yaitu SSR (Salman Social Responsibility). Kegiatan yang dikoordinatori WS ini dihadiri orangtua asuh. Pemateri kegiatan ini adalah ibu WS sendiri. Tapi, aku nggak ikut mengamati kegiatan ini.
Setelah shalat Dzuhur dan makan siang, Firman mulai mengadakan lomba futsal untuk bapak-bapak dan remaja putra. Peserta dan penontonnya sangat antusias. Tim futsal panitia PROSPEK XIV juga ikut meramaikan kegiatan dengan bertanding melawan remaja Pasirkihiang. Skor bersaing sangat ketat! Pertandingan-pertandingan futsal berakhir ba’da Ashar.
Setelah itu, semua panitia PROSPEK pergi ke Masjid dekat rumah Rahmi dan Xena untuk melakukan evaluasi. Sebelumnya, beberapa anak menghampiriku karena mereka ingin melakukan pengajian anak lagi. Akhirnya kita membuat perjanjian karena jadwal yang cukup padat: Jumat jam setengah 11 sampai menjelang shalat Jumat.
Ba’da Isya, semua panitia PROSPEK XIV berkumpul di Masjid AL-Ma’arij untuk mendampingi kegiatan Tabligh Akbar. Penceramah malam ini adalah Pa Daud. Pengajian berlangsung sampai sekitar pukul 10 malam. Masjid begitu pengap karena asap rokok sampai akhirnya semua perempuan ‘mengungsi’ ke lantai dua yang lebih sejuk (sementara laki-laki tetap bertahan) dan aku serta beberapa orang membantu Bu Anna untuk membagikan konsumsi pada warga.
Setelah tabligh akbar selesai, kami masih harus berkumpul kembali untuk melakukan briefing kegiatan pembagian sembako besok. Namun ternyata kegiatan Pejuang Subuh itu tidak jadi besok! Jadinya hari Sabtu. Dan begitu aku pulang, sikat gigi, dan merebahkan diri di kasur, aku langsung terbang entah kemana.
Setelah itu, kelas 1 langsung dibereskan untuk kegiatan selanjutnya yaitu SSR (Salman Social Responsibility). Kegiatan yang dikoordinatori WS ini dihadiri orangtua asuh. Pemateri kegiatan ini adalah ibu WS sendiri. Tapi, aku nggak ikut mengamati kegiatan ini.
Setelah shalat Dzuhur dan makan siang, Firman mulai mengadakan lomba futsal untuk bapak-bapak dan remaja putra. Peserta dan penontonnya sangat antusias. Tim futsal panitia PROSPEK XIV juga ikut meramaikan kegiatan dengan bertanding melawan remaja Pasirkihiang. Skor bersaing sangat ketat! Pertandingan-pertandingan futsal berakhir ba’da Ashar.
Setelah itu, semua panitia PROSPEK pergi ke Masjid dekat rumah Rahmi dan Xena untuk melakukan evaluasi. Sebelumnya, beberapa anak menghampiriku karena mereka ingin melakukan pengajian anak lagi. Akhirnya kita membuat perjanjian karena jadwal yang cukup padat: Jumat jam setengah 11 sampai menjelang shalat Jumat.
Ba’da Isya, semua panitia PROSPEK XIV berkumpul di Masjid AL-Ma’arij untuk mendampingi kegiatan Tabligh Akbar. Penceramah malam ini adalah Pa Daud. Pengajian berlangsung sampai sekitar pukul 10 malam. Masjid begitu pengap karena asap rokok sampai akhirnya semua perempuan ‘mengungsi’ ke lantai dua yang lebih sejuk (sementara laki-laki tetap bertahan) dan aku serta beberapa orang membantu Bu Anna untuk membagikan konsumsi pada warga.
Setelah tabligh akbar selesai, kami masih harus berkumpul kembali untuk melakukan briefing kegiatan pembagian sembako besok. Namun ternyata kegiatan Pejuang Subuh itu tidak jadi besok! Jadinya hari Sabtu. Dan begitu aku pulang, sikat gigi, dan merebahkan diri di kasur, aku langsung terbang entah kemana.
PROSPEK XIV Hari 6 –
Jumat, 7 Juni 2013
Pagi ini dimulai dengan senam pagi. Setelah itu, tim
Mengajar masuk lagi ke kelas 2 dan 4 sementara yang lain melakukan kegiatan
Jumat Bersih di sekitar SDN Sukamukti IV. Aku masuk ke kelas 4. Kegiatan kali
ini adalah membuat playdough! Anak-anak sangat bersemangat sampai suasana kelas
menjadi ribut. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok membuat
satu adonan playdough. Setelah playdough jadi, kita berkeliling untuk
memberikan warna pada playdough mereka. Setelah itu, kita mengumumkan kalau
mereka harus membuat kreasi dari playdough sebagus mungkin. Beberapa menit
kemudian, mereka sudah menekuni playdough masing-masing. Ada yang membuat
miniatur rumah di dalam mangkok tempat mereka membuat playdough tadi, ada yang
membuat kadal, namun hampir semua anak mengatakan: “Aku bikin Ka Ajis!” dan
dengan tekunnya membuat rancungan rambut Aziz, bajunya, celananya, bahkan “Aku
bikin Ka Ajis koboi!”
Setelah kelas selesai, aku menepati janjiku pada Cahyani dan teman-teman. Kita berkumpul di masjid dekat rumah Rahmi dan Xena. Selain aku, ada Phia, WS, Mentari, Agni, dan Bima yang datang belakangan. Hari ini kita mengaji surat An-Naba dan membahas beberapa tajwid. Setelah itu, WS bercerita tentang kisah-kisah nabi sampai mendekati waktu shalat Jum’at.
Aku dan Asha sampai di rumah dengan tepar. Sementara Asha beristirahat, aku mandi dan mencuci baju yang baunya udah nggak karuan.
Kegiatan siang ini cukup padat sementara aku jadi PJ siang sampai sore ini. Sekolahpun penuh. Kelas ujung kiri dipakai untuk lomba mewarnai kaligrafi, sebelahnya kosong, sebelahnya lomba membaca Al-Qur’an, sebelahnya lagi lomba adzan. Sementara di lapangan diadakan lomba futsal untuk remaja putra dan bapak-bapak. Setelah seluruh lomba rohani selesai, diadakan lomba futsal untuk ibu-ibu! Tentu saja ini jarang dilakukan, jadi penontonnya ramai dan memberi support dengan semangat.
Setelah shalat maghrib dan makan malam, aku dan Asha hendak berangkat ke masjid dekat rumah Rahmi dan Xena karena aku masih PJ dan asha mau mendokumentasikan kegiatan pengajian remaja disana. Namun di tengah jalan, hujan turun dengan deras. Aku dan Asha yang berjalan beriringan dengan Firman, BW dan Rayhan akhirnya singgah ke rumah Dikdik, Rafid dan Rakha yang paling cepat dijangkau. Setelah numpang shalat isya, hujan turun makin deras. Sambil nongkrong-nongkrong, Rafid bercerita pengalamannya saat LDKS. Kocak banget!
Setelah hujan reda, kita berjalan ke masjid. Namun sesampainya disana, masjid sangat sumpek dengan asap rokok memenuhi ruangan. Asha juga sudah mulai kurang fit, jadi kita memutuskan untuk kembali ke rumah.
Setelah kelas selesai, aku menepati janjiku pada Cahyani dan teman-teman. Kita berkumpul di masjid dekat rumah Rahmi dan Xena. Selain aku, ada Phia, WS, Mentari, Agni, dan Bima yang datang belakangan. Hari ini kita mengaji surat An-Naba dan membahas beberapa tajwid. Setelah itu, WS bercerita tentang kisah-kisah nabi sampai mendekati waktu shalat Jum’at.
Aku dan Asha sampai di rumah dengan tepar. Sementara Asha beristirahat, aku mandi dan mencuci baju yang baunya udah nggak karuan.
Kegiatan siang ini cukup padat sementara aku jadi PJ siang sampai sore ini. Sekolahpun penuh. Kelas ujung kiri dipakai untuk lomba mewarnai kaligrafi, sebelahnya kosong, sebelahnya lomba membaca Al-Qur’an, sebelahnya lagi lomba adzan. Sementara di lapangan diadakan lomba futsal untuk remaja putra dan bapak-bapak. Setelah seluruh lomba rohani selesai, diadakan lomba futsal untuk ibu-ibu! Tentu saja ini jarang dilakukan, jadi penontonnya ramai dan memberi support dengan semangat.
Setelah shalat maghrib dan makan malam, aku dan Asha hendak berangkat ke masjid dekat rumah Rahmi dan Xena karena aku masih PJ dan asha mau mendokumentasikan kegiatan pengajian remaja disana. Namun di tengah jalan, hujan turun dengan deras. Aku dan Asha yang berjalan beriringan dengan Firman, BW dan Rayhan akhirnya singgah ke rumah Dikdik, Rafid dan Rakha yang paling cepat dijangkau. Setelah numpang shalat isya, hujan turun makin deras. Sambil nongkrong-nongkrong, Rafid bercerita pengalamannya saat LDKS. Kocak banget!
Setelah hujan reda, kita berjalan ke masjid. Namun sesampainya disana, masjid sangat sumpek dengan asap rokok memenuhi ruangan. Asha juga sudah mulai kurang fit, jadi kita memutuskan untuk kembali ke rumah.
PROSPEK XIV Hari 7 –
Sabtu, 8 Juni 2013
Awalnya pagi ini aku dan Asha berniat bangun lebih awal, namun penyakit Asha yang kambuh dengan baik hati membiarkan kita ngaret sampai sekitar jam setengah 7;) (harusnya panitia sudah berkumpul setelah shalat Shubuh)
Ketika kami hendak turun ke Posko, semua orang sudah pergi menuju ke mobil berisi sembako yang terlah duluan berada di daerah atas. Akhirnya kami mengikuti rombongan panitia.
Kegiatan pagi ini adalah pembagian sembako, setelah kemarin Sam dan timnya telah berkoordinasi dengan RT setempat untuk menentukan keluarga-keluarga mana saja yang akan mendapatkan sembako. Setelah itu, kelaurga-keluarga yang akan mendapatkan sembako diberikan kupon sembako. Tentu saja kegiatan ini dilaksanakan secara rahasia, untuk menghindari kericuhan yang biasanya terjadi.
Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan lomba kemasyarakatan. Tapi, orang-orang pada ilang! Cuma ada Aulia, Firman, dan beberapa orang lainnya yang sedang membantu masyarakat untuk mendirikan bambu untuk panjat pinang (bambu) nanti.
Lomba pertama yang dimulai adalah lomba makan kerupuk kulit yang dibawakan oleh Farizan dan Ninis. Lomba berlangsung sangat ramai dengan pemenang seorang ibu-ibu. Selanjutnya, dilaksanakan lomba bakiak dan lomba balap karung sementara panjat pinang mulai dipersiapkan lebih lanjut di Posko PROSPEK XIV. Sambil membantu menyiapkan amplop-amplop untuk panjat pinang, aku juga menyiapkan piala-piala yang akan diberikan untuk pemenang lomba cerdas cermat dan futsal anak.
Begitu aku kembali ke lapangan, aku segera diminta Asha untuk ikut lomba bakiak! Tanpa persiapan apa-apa, aku segera masuk ke lapangan. Sayang sekali, keluargaku tidak menang. Selanjutnya adalah lomba balap karung. Lagi-lagi keluargaku tidak menang karena salahsatu anak Bu Yayah yang ikut lomba balap karung tidak pede, jadi dia samasekali tidak meloncat dalam karungnya, meskipun dia adalah pemain pertama. Sementara itu, keluarga Dyas dan Nadhif serta Bima dan Billy ‘meraja’ di lomba-lomba tersebut.
Setelah dua lomba tersebut atensi seluruh warga tertuju pada lomba panjat pinang. Ada 5 kelompok yang terdiri dari 6 orang setiap kelompoknya. Panjat pinang (bambu) berlangsung sangat seru. Namun sampai siang, belum ada satu kelompokpun yang berhasil mencapai hadiah. Akhirnya pada siang harinya, ketigapuluh orang peserta panjat pinang diterjunkan untuk bersama-sama memanjat bambu yang dilumuri oli, tanah, dan air tersebut. Hasilnya? Semua hadiah berhasil diturunkan. Setelah permainan selesai, semua perserta dibagi hadiah yang telah didapatkan secara adil.
Siang ini juga diadakan lomba voli air. Lomba ini dimainkan dengan saling lempar tangkap plastik berisi air. Namun, permainan ini kurang mendapat atensi dari masyarakat.
Setelah itu, beberapa panitia mulai berdatangan membawa kardus-kardus berisi baju yang akan dijual pada kegiatan selanjutnya yaitu bazaar baju murah. Namun, keadaan langit semakin mendung dan akhirnya setting tempat bazaar dipindah ke koridor SDN Sukamukti IV. Masyarakat terutama ibu-ibu yang mulai ngeh kalau bazaar akan digelar langsung berebutan mengerumuni panitia. Tentu saja hal ini sangat menguji kesabaran panitia.
Hujanpun turun. Aku yang baru berangkat dari Posko PROSPEK XIV tiba-tiba melihat Karin dibopong oleh Pa Asa ke warung Pa Ahum. Dia pingsan. Mungkin dia terdesak dengan keadaan super ricuh di SDN Sukamukti IV, jadi dia pusing dan pingsan. Aku memutuskan pergi ke SDN Sukamukti IV dulu sebelum menengok Karin.
Di SDN Sukamukti IV, Koridor sudah berubah menjadi tempat baju-baju. Seluruh ibu-ibu diantrikan di bawah, dengan system belanja bergilir setiap 1 menit 3 orang. Beberapa panitia terlihat memayungi ibu-ibu yang kehujanan. Akupun ikut memayungi ibu-ibu tersebut. 10 menit kemudian, aku pergi ke warung Pa Ahum untuk menengok Karin dan bikin popmie mumpung aku lapar dan aku bekel._.
Setelah aku kembali ke lapangan SDN Sukamukti IV, sebuah pemandangan membuatku syok! Usasana bazaar yang semula tertib berubah mejadi acara ‘lempar-lemparan’ baju. Seluruh ibu0ibu berkerumun di kaki tangga sekolah sementara panitia sibuk menawarkan baju-baju sambil melemparkan baju tersebut pada ibu yang berminat. Setelah beberapa lama, akhirnya Pa Anshor meminta kegiatan ‘diperhalus’ dengan tidak melempar baju. Namun beberapa menit kemudian bazaar diberhentikan karena sebentar lagi adzan Maghrib.
Sebelum shalat maghrib, seluruh panitia berkumpul untuk melakukan briefing singkat mengenai kegiatan terakhir PROSPEK XIV, yaitu Pensi yang diketuai Echa. Setelah mendapat pengarahan, seluruh panitia melaksanakan shalat maghrib dan kembali ke SDN Sukamukti IV untuk melakukan setting tempat Pensi. Beberapa anak telah datang sebelum kursi-kursi disiapkan.
Setelah dekorasi dan logistik yang diperlukan telah siap, lebih banyak kursi diturunkan dan terpal digelar untuk para penonton. Tiba-tiba hujan turun meskipun hanya gerimis saat kegiatan hendak dimulai. Beruntung saat peluncuran kembang api hujan telah berhenti. Acara selanjutnya adalah penampilan marawis oleh beberapa anak laki-laki, penampilan lagi Cherrybelle oleh anak perempuan, lalu ada video yang ditampilkan oleh Pa Ade. Acara terakhir adalah pembagian hadiah untuk semua lomba yang telah dilaksanakan. Namun banyak sekali hadiah yang tidak dibagikan karena lomba tarik tambang dibatalkan karena tidak ada tambang, dan beberapa lomba hanya terlaksana untuk sebagian kategori. Namun secara keseluruhan kegiatan berlangsung lancar. Acara terakhir di Pensi adalah penampilan angkatan dari panitia PROSPEK XIV. Mungkin, penampilan terakhir lagu angkatan sampai waktu yang entah kapan. Lalu, ada ucapan perpisahan dari perwakilan panitia PROSPEK XIV dilanjutkan dengan bersalam-salaman dengan seluruh warga. Suasana begitu mengharukan.
Jam 9 malam, acara dilanjutkan dengan beres-beres dan evaluasi total di masjid dekat rumah Rahmi dan Xena. Sebenarnya bukan evaluasi total, tapi penyampaian pesan dan kesan dari panitia PROSPEK XIV selama tinggal di kampung Pasirkihiang. Pengalaman yang disampaikan lucu-lucu, berikut beberapa pengalaman yang kuingat:
Agni: “Aku jadi tau bedanya Rangginang dan Ranggining. Rangginang dari ketan, Ranggining dari beras.”
Harits: “Alarmku adalah suara ngoroknya Aul.”
Radi: “Jadi ngerasain kamar mandi dengan tinggi dinding 1 meter. Lumayan diintipin sama bebek.”
Ipul: “Mau ngoreksi Agni, Rangginang itu dari beras kalau Ranggining dari ketan.”
Masih banyak lagi kesan dan pesan yang disampaikan, kebanyakan adalah ucapan terima kasih dan permohonan maaf. Kegiatanpun berakhir jam 12 malam. Aku dan Asha pulang dengan tepar. Begitu badan nempel di kasur, kita langsung terbang entah kemana.
Awalnya pagi ini aku dan Asha berniat bangun lebih awal, namun penyakit Asha yang kambuh dengan baik hati membiarkan kita ngaret sampai sekitar jam setengah 7;) (harusnya panitia sudah berkumpul setelah shalat Shubuh)
Ketika kami hendak turun ke Posko, semua orang sudah pergi menuju ke mobil berisi sembako yang terlah duluan berada di daerah atas. Akhirnya kami mengikuti rombongan panitia.
Kegiatan pagi ini adalah pembagian sembako, setelah kemarin Sam dan timnya telah berkoordinasi dengan RT setempat untuk menentukan keluarga-keluarga mana saja yang akan mendapatkan sembako. Setelah itu, kelaurga-keluarga yang akan mendapatkan sembako diberikan kupon sembako. Tentu saja kegiatan ini dilaksanakan secara rahasia, untuk menghindari kericuhan yang biasanya terjadi.
Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan lomba kemasyarakatan. Tapi, orang-orang pada ilang! Cuma ada Aulia, Firman, dan beberapa orang lainnya yang sedang membantu masyarakat untuk mendirikan bambu untuk panjat pinang (bambu) nanti.
Lomba pertama yang dimulai adalah lomba makan kerupuk kulit yang dibawakan oleh Farizan dan Ninis. Lomba berlangsung sangat ramai dengan pemenang seorang ibu-ibu. Selanjutnya, dilaksanakan lomba bakiak dan lomba balap karung sementara panjat pinang mulai dipersiapkan lebih lanjut di Posko PROSPEK XIV. Sambil membantu menyiapkan amplop-amplop untuk panjat pinang, aku juga menyiapkan piala-piala yang akan diberikan untuk pemenang lomba cerdas cermat dan futsal anak.
Begitu aku kembali ke lapangan, aku segera diminta Asha untuk ikut lomba bakiak! Tanpa persiapan apa-apa, aku segera masuk ke lapangan. Sayang sekali, keluargaku tidak menang. Selanjutnya adalah lomba balap karung. Lagi-lagi keluargaku tidak menang karena salahsatu anak Bu Yayah yang ikut lomba balap karung tidak pede, jadi dia samasekali tidak meloncat dalam karungnya, meskipun dia adalah pemain pertama. Sementara itu, keluarga Dyas dan Nadhif serta Bima dan Billy ‘meraja’ di lomba-lomba tersebut.
Setelah dua lomba tersebut atensi seluruh warga tertuju pada lomba panjat pinang. Ada 5 kelompok yang terdiri dari 6 orang setiap kelompoknya. Panjat pinang (bambu) berlangsung sangat seru. Namun sampai siang, belum ada satu kelompokpun yang berhasil mencapai hadiah. Akhirnya pada siang harinya, ketigapuluh orang peserta panjat pinang diterjunkan untuk bersama-sama memanjat bambu yang dilumuri oli, tanah, dan air tersebut. Hasilnya? Semua hadiah berhasil diturunkan. Setelah permainan selesai, semua perserta dibagi hadiah yang telah didapatkan secara adil.
Siang ini juga diadakan lomba voli air. Lomba ini dimainkan dengan saling lempar tangkap plastik berisi air. Namun, permainan ini kurang mendapat atensi dari masyarakat.
Setelah itu, beberapa panitia mulai berdatangan membawa kardus-kardus berisi baju yang akan dijual pada kegiatan selanjutnya yaitu bazaar baju murah. Namun, keadaan langit semakin mendung dan akhirnya setting tempat bazaar dipindah ke koridor SDN Sukamukti IV. Masyarakat terutama ibu-ibu yang mulai ngeh kalau bazaar akan digelar langsung berebutan mengerumuni panitia. Tentu saja hal ini sangat menguji kesabaran panitia.
Hujanpun turun. Aku yang baru berangkat dari Posko PROSPEK XIV tiba-tiba melihat Karin dibopong oleh Pa Asa ke warung Pa Ahum. Dia pingsan. Mungkin dia terdesak dengan keadaan super ricuh di SDN Sukamukti IV, jadi dia pusing dan pingsan. Aku memutuskan pergi ke SDN Sukamukti IV dulu sebelum menengok Karin.
Di SDN Sukamukti IV, Koridor sudah berubah menjadi tempat baju-baju. Seluruh ibu-ibu diantrikan di bawah, dengan system belanja bergilir setiap 1 menit 3 orang. Beberapa panitia terlihat memayungi ibu-ibu yang kehujanan. Akupun ikut memayungi ibu-ibu tersebut. 10 menit kemudian, aku pergi ke warung Pa Ahum untuk menengok Karin dan bikin popmie mumpung aku lapar dan aku bekel._.
Setelah aku kembali ke lapangan SDN Sukamukti IV, sebuah pemandangan membuatku syok! Usasana bazaar yang semula tertib berubah mejadi acara ‘lempar-lemparan’ baju. Seluruh ibu0ibu berkerumun di kaki tangga sekolah sementara panitia sibuk menawarkan baju-baju sambil melemparkan baju tersebut pada ibu yang berminat. Setelah beberapa lama, akhirnya Pa Anshor meminta kegiatan ‘diperhalus’ dengan tidak melempar baju. Namun beberapa menit kemudian bazaar diberhentikan karena sebentar lagi adzan Maghrib.
Sebelum shalat maghrib, seluruh panitia berkumpul untuk melakukan briefing singkat mengenai kegiatan terakhir PROSPEK XIV, yaitu Pensi yang diketuai Echa. Setelah mendapat pengarahan, seluruh panitia melaksanakan shalat maghrib dan kembali ke SDN Sukamukti IV untuk melakukan setting tempat Pensi. Beberapa anak telah datang sebelum kursi-kursi disiapkan.
Setelah dekorasi dan logistik yang diperlukan telah siap, lebih banyak kursi diturunkan dan terpal digelar untuk para penonton. Tiba-tiba hujan turun meskipun hanya gerimis saat kegiatan hendak dimulai. Beruntung saat peluncuran kembang api hujan telah berhenti. Acara selanjutnya adalah penampilan marawis oleh beberapa anak laki-laki, penampilan lagi Cherrybelle oleh anak perempuan, lalu ada video yang ditampilkan oleh Pa Ade. Acara terakhir adalah pembagian hadiah untuk semua lomba yang telah dilaksanakan. Namun banyak sekali hadiah yang tidak dibagikan karena lomba tarik tambang dibatalkan karena tidak ada tambang, dan beberapa lomba hanya terlaksana untuk sebagian kategori. Namun secara keseluruhan kegiatan berlangsung lancar. Acara terakhir di Pensi adalah penampilan angkatan dari panitia PROSPEK XIV. Mungkin, penampilan terakhir lagu angkatan sampai waktu yang entah kapan. Lalu, ada ucapan perpisahan dari perwakilan panitia PROSPEK XIV dilanjutkan dengan bersalam-salaman dengan seluruh warga. Suasana begitu mengharukan.
Jam 9 malam, acara dilanjutkan dengan beres-beres dan evaluasi total di masjid dekat rumah Rahmi dan Xena. Sebenarnya bukan evaluasi total, tapi penyampaian pesan dan kesan dari panitia PROSPEK XIV selama tinggal di kampung Pasirkihiang. Pengalaman yang disampaikan lucu-lucu, berikut beberapa pengalaman yang kuingat:
Agni: “Aku jadi tau bedanya Rangginang dan Ranggining. Rangginang dari ketan, Ranggining dari beras.”
Harits: “Alarmku adalah suara ngoroknya Aul.”
Radi: “Jadi ngerasain kamar mandi dengan tinggi dinding 1 meter. Lumayan diintipin sama bebek.”
Ipul: “Mau ngoreksi Agni, Rangginang itu dari beras kalau Ranggining dari ketan.”
Masih banyak lagi kesan dan pesan yang disampaikan, kebanyakan adalah ucapan terima kasih dan permohonan maaf. Kegiatanpun berakhir jam 12 malam. Aku dan Asha pulang dengan tepar. Begitu badan nempel di kasur, kita langsung terbang entah kemana.
PERPISAHAN PROSPEK
XIV – Minggu, 9 Juni 2013
Aku terbangun dan belum merasa kalau PROSPEK sudah berjalan
selama 7 hari. Beruntung aku sudah mulai packing dari kemarin, jadi tidak
terlalu hewir.
Tentu saja kegiatan utama pagi ini adalah packing, setelah sebelumnya mandi dan sarapan. Proyek utama aku dan Asha pagi ini adalah: menemukan headlampku yang sejak hari Senin dipakai untuk menerangi kamar (yang sempat mati lampu karena hujan) dan paginya raib seakan dipinjam oleh seseorang namun ga dibalikin lagi. Jadi selama kami packing, kami menelusuri setiap jengkal kamar siapa tahu headlamp itu bersembunyi. Dan ternyata, headlampku memang bersembunyi: di bawah kasur. Entah kenapa dia bisa ada disitu.
Setelah tas siap, kami melihat Bu Yayah dan Pa Hasan sudah berpakaian rapi karena akan ikut perpisahan PROSPEK XIV di Sumber Alam, Cipanas, nanti. Kami berjalan duluan ke lapangan SDN Sukamukti IV karena harus mengumpulkan tas.
Di lapangan SDN SUkamukti IV, teman-teman yang lain sudah berbaris. Hanya Rara dan Icha sedang menenangkan anak-anak yang menangis karena akan ditinggal pergi oleh kakak-kakak panitia PROSPEK XIV. Tentu saja ini sangat mengharukan. Ujung-ujungnya adalah foto bersama yang penuh dengan airmata.
Angkot-angkotpun datang. Semua tas diangkut oleh pickup, sementara orangtua asuh dan panitia PROSPEK XIV naik angkot menuju Cipanas, tempat perpisahan PROSPEK XIV. Kepulangan kami dibarengi dengan lambaian tangan masyarakat yang tak henti-henti dan wajah-wajah sedih dari Wawan, Imam, Soleh, dan beberapa anak lainnya. Semoga kita bisa ke Pasirkihiang lagi:’)
Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam dan aku tertidur pulas saking capenya. Kami sampai di sebuah lapangan parkir seberang Sumber Alam. Kami diminta pura-pura gakenal sama orangtua asli kami, dan masuk ke aula tempat perpisahan PROSPEK XIV melalui tempat masuk yang berbeda dengan orangtua asuh dan orangtua asli kami yang sudah masuk ruangan lebih dulu.
Acara dilanjutkan dengan berbagai sambutan dari Pa Ade, Pa Hasan, Bu Evie, Bima, Tiara, dan orangtua asli dari Rafii. Setelah itu, diumumkan 10 peraih nem tertinggi di SMP Salman Al Farisi. Alhamdulillah aku termasuk salahsatu diantaranya. Lalu, diumumkan pula 3 orang Best PROSPEK Person. Alhamdulillah aku juga termasuk salahsatu diantaranya. Setelah itu adalah sesi foto bersama dengan orangtua asli dan orangtua asuh. Akhirnya aku bisa ngobrol lagi sama Mama dan Papa yang duduk paling belakang bersama orangtua asli Asha dan Bu Yayah serta Ali (karena Pa Hasan duduk di kursi VIP di depan sebagai tokoh masyarakat). Setelah foto bersama, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama. Setelah seminggu makan makanan kampung, makanan hotel prasmanan serasa begitu royal:p
Aku langsung beranjak pulang setelah makan. Mengambil tas dan bertemu dengan Bu Yayah, Pa Hasan dan Ali.Mereka memberiku dan Asha oleh-oleh makanan khas Garut. Aku juga bertemu dengan Bu Mae dan Dina. Dina tersenyum terus saat mengobrol denganku. Aku tahu, satu jam setelah aku pergi dari sini pasti aku udah kangen mereka lagi:’)
Akhirnya mobilku pergi meninggalkan Sumber Alam yang masih ramai dengan anak-anak dan orangtua asuh dan orangtua asli masing-masing. Meninggalkan kenangan yang tak ada habisnya.
Tentu saja kegiatan utama pagi ini adalah packing, setelah sebelumnya mandi dan sarapan. Proyek utama aku dan Asha pagi ini adalah: menemukan headlampku yang sejak hari Senin dipakai untuk menerangi kamar (yang sempat mati lampu karena hujan) dan paginya raib seakan dipinjam oleh seseorang namun ga dibalikin lagi. Jadi selama kami packing, kami menelusuri setiap jengkal kamar siapa tahu headlamp itu bersembunyi. Dan ternyata, headlampku memang bersembunyi: di bawah kasur. Entah kenapa dia bisa ada disitu.
Setelah tas siap, kami melihat Bu Yayah dan Pa Hasan sudah berpakaian rapi karena akan ikut perpisahan PROSPEK XIV di Sumber Alam, Cipanas, nanti. Kami berjalan duluan ke lapangan SDN Sukamukti IV karena harus mengumpulkan tas.
Di lapangan SDN SUkamukti IV, teman-teman yang lain sudah berbaris. Hanya Rara dan Icha sedang menenangkan anak-anak yang menangis karena akan ditinggal pergi oleh kakak-kakak panitia PROSPEK XIV. Tentu saja ini sangat mengharukan. Ujung-ujungnya adalah foto bersama yang penuh dengan airmata.
Angkot-angkotpun datang. Semua tas diangkut oleh pickup, sementara orangtua asuh dan panitia PROSPEK XIV naik angkot menuju Cipanas, tempat perpisahan PROSPEK XIV. Kepulangan kami dibarengi dengan lambaian tangan masyarakat yang tak henti-henti dan wajah-wajah sedih dari Wawan, Imam, Soleh, dan beberapa anak lainnya. Semoga kita bisa ke Pasirkihiang lagi:’)
Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam dan aku tertidur pulas saking capenya. Kami sampai di sebuah lapangan parkir seberang Sumber Alam. Kami diminta pura-pura gakenal sama orangtua asli kami, dan masuk ke aula tempat perpisahan PROSPEK XIV melalui tempat masuk yang berbeda dengan orangtua asuh dan orangtua asli kami yang sudah masuk ruangan lebih dulu.
Acara dilanjutkan dengan berbagai sambutan dari Pa Ade, Pa Hasan, Bu Evie, Bima, Tiara, dan orangtua asli dari Rafii. Setelah itu, diumumkan 10 peraih nem tertinggi di SMP Salman Al Farisi. Alhamdulillah aku termasuk salahsatu diantaranya. Lalu, diumumkan pula 3 orang Best PROSPEK Person. Alhamdulillah aku juga termasuk salahsatu diantaranya. Setelah itu adalah sesi foto bersama dengan orangtua asli dan orangtua asuh. Akhirnya aku bisa ngobrol lagi sama Mama dan Papa yang duduk paling belakang bersama orangtua asli Asha dan Bu Yayah serta Ali (karena Pa Hasan duduk di kursi VIP di depan sebagai tokoh masyarakat). Setelah foto bersama, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama. Setelah seminggu makan makanan kampung, makanan hotel prasmanan serasa begitu royal:p
Aku langsung beranjak pulang setelah makan. Mengambil tas dan bertemu dengan Bu Yayah, Pa Hasan dan Ali.Mereka memberiku dan Asha oleh-oleh makanan khas Garut. Aku juga bertemu dengan Bu Mae dan Dina. Dina tersenyum terus saat mengobrol denganku. Aku tahu, satu jam setelah aku pergi dari sini pasti aku udah kangen mereka lagi:’)
Akhirnya mobilku pergi meninggalkan Sumber Alam yang masih ramai dengan anak-anak dan orangtua asuh dan orangtua asli masing-masing. Meninggalkan kenangan yang tak ada habisnya.
Comments