Suatu Hari di Apikal


Suatu hari di apikal.

Berdesak-desakan adalah hal yang biasa di apikal. Setiap hari penghuninya datang dan pergi, berganda dan berubah. Hijau bergejolak pelan, merasa sesak dengan semua perubahan. Beberapa jam lagi tiba waktu baginya untuk bertemu dengan kembar identik yang lahir dari dirinya. Kesibukan berjam-jam lalu membuatnya lupa untuk menyapa tetangga di sekitar, walaupun sering bertukar sinyal dan bahan makanan.

"Halo! Aku hijau." dia memperkenalkan dirinya.
"Jambon." sahut tetangganya.
"Jambon? Benar-benar sesuai namanya. Mengapa kamu merah muda? Bukankah kita berasal dari leluhur yang sama?"
"Memang benar, tetapi kenyataannya kita bisa berbeda."
"Baru sadar aku, ternyata disini tidak semuanya sama persis. Kulihat sebentar lagi kamu juga akan berganda. Apakah nanti kita akan ada di lamina yang sama?"
"Betul. Pasti lamina yang akan kita tempat akan cantik sekali, karena ada banyak hijau dan merah muda."
Hijau mengangguk. "Apakah kamu juga akan mendirikan pabrik?"
"Iya, tapi hanya skala kecil. Aku hanya punya sedikit mesin."
"Sayang sekali. Omong-omong, mengapa kamu jadi merah muda, padahal sebelumnya mirip denganku?"
"Manualku berubah saja tiba-tiba, mungkin memang takdirku. Aku sih, tidak masalah."

Jam-jam berlalu di apikal yang sibuk. Kini saatnya hijau dan jambon untuk berganda. 
"Sudah pastikan tidak ada kesalahan pada replika manualmu?" tanya hijau.
"Aman. Sampai jumpa di lamina!" lalu hijau dan jambon berganda dan berganda, menghasilkan lamina kimerik yang bila dijual manusia bisa berjuta harganya.


Ditulis sebagai bentuk partisipasi dalam 30 Hari Bercerita tahun 2022. #30haribercerita #30hbc2205 

Comments

See also

Hari Minggu

Kulkas

Surga Abu-Abu dan Cahaya Allah