Ceban Tiga Foto
Beberapa pekan lalu kami berkunjung ke sebuah pantai yang bisa dibilang kurang populer. Pantainya sempit dan bersih. Pasirnya coklat muda, lautnya biru, antaranya pirus. Kanan kirinya tebing terjal berbatu, ombaknya berdebur-debur mengantarkan karang-karang kecil ke tepian. Saking indahnya, tak sampai hati orang-orang menyampah, mungkin takut "dimarahi" yang punya.
Hari masih pagi ketika kami sampai, sehingga masih sedikit orang-orang. Terlihat beberapa petugas SAR sedang berlatih menggunakan perahu motor, riuh pedagang menyiapkan kelapa muda, dan seorang juru foto yang menawarkan ceban untuk tiga foto digital. Awalnya tidak tertarik, tapi mumpung ada yang mengambilkan foto sekeluarga, kami terima tawarannya. Di luar dugaan, hasil fotonya sangat bagus, tentu saja didukung dengan kamera yang tidak kaleng-kaleng dan kelihaian sang juru foto. Akhirnya kami membeli sangat banyak foto digital, salah satunya yang saya bagikan disini.
Sekitar jam 11, matahari semakin menyengat. Payung-payung besar dan tikar anyam dipasang untuk disewakan. Pengunjung berbagai kalangan mulai memenuhi pantai untuk main air, berkejaran dengan ombak, berfoto dengan pasangan dan keluarga, atau sekedar berdiri memandangi ombak yang besar-besar seperti saya. Berbelas juru foto juga berdatangan menawarkan jasa yang sama. Seorang juru foto yang belum juga dapat pelanggan menghampiri kami. Percakapannya dengan bapak saya dalam bahasa Jawa, saya tidak hafal tapi kurang lebih artinya seperti ini:
"Pak, fotonya buat sekeluarga sepuluh ribu tiga."
"Saya sudah dengan teman kamu. Kesiangan kamu, Mas."
"Yah, tadi saya sarapan dulu, Pak."
Ditulis sebagai bentuk partisipasi dalam 30 Hari Bercerita tahun 2022. #30HariBercerita #30hbc2201
Comments