Bunga yang Rusak


Ini adalah sebuah taman bunga, tapi aku adalah bunga yang rusak di antaranya. Tidak secantik itu, tidak semenawan itu. Rasanya sulit bersanding dengan bunga-bunga yang indah, tapi tidak mampu beranjak karena sejatinya tanaman tidak bisa berpindah tempat. Tiap hari bermandi cahaya matahari dan berselimut malam gelap, tetapi tetap saja tidak ada yang berubah: aku tetaplah bunga yang rusak.
Hingga suatu hari aku dipetik untuk jadi bagian dari karangan bunga, yang artinya adalah aku akan segera pergi dari taman ini dan bertualang. Senang, tapi bingung. Di antara semua bunga yang indah, mengapa aku yang dipetik? Apakah supaya di taman itu bunga-bunga jadi seragam indahnya?

Aku melalui jalan yang panjang sampai ke sebuah vas berisi bunga beraneka. Vas itu diletakkan di depan sebuah cermin, dimana akhirnya aku bisa melihat diriku sendiri. Selama ini rasanya aku sangat kerdil, beberapa mahkotaku rontok, dan sepertinya warnaku tidak cerah. Namun, aku keliru. Memang aku kerdil, tapi aku cantik bersanding dengan bunga-bunga lainnya sehingga enak dipandang. Beberapa mahkotaku rontok, tapi tetap proporsional. Warnaku juga tidak kusam-kusam amat. Ternyata aku cantik, mungkin yang buat kusam adalah rasa rendah diriku.

Ingin aku kemballi ke taman bunga itu, kembali tertanam di tanah bersama bunga-bunga lainnya, mengganti hari-hari suram dengan hari-hari bahagia dan penuh kasih sayang pada diriku sendiri.

Ditulis sebagai bentuk partisipasi dalam 30 Hari Bercerita tahun 2022. #30haribercerita #30hbc2208 #30hbc22tempat

Comments

See also

Supermarket

Truth or Dare

Resep Tahu Gejrot Luezaaat