Gulma Payung
"Nah, sekarang tolong kamu bantu Ayah mencabuti gulma-gulma ini, ya." Codrin yang sangat tinggi menutupi sengatan cahaya matahari bila dilihat dari sudut pandang Vara.
"Ayah, mengapa kita mencabuti mereka?" Vara merengut. "Mereka lucu, seperti payung-payung kecil. Mungkin saja serangga atau peri kebun akan menggunakannya kalau hujan turun."
Codrin tertawa bijaksana. "Vara memang sangat perhatian. Ayah setuju, mungkin saja gulma-gulma ini dibutuhkan. Hmm, bagaimana cara menjelaskannya. Anggaplah seluruh tanaman di kebun ini adalah anak-anak seusiamu yang sedang bertumbuh tinggi dengan cepat. Apakah untuk tumbuh tinggi butuh makanan yang banyak?"
"Hmm, iya?" Vara menyahut sambil menyapukan tangannya ke permukaan gulma payung yang membentang seperti tajuk di belantara tanaman sayur dan herba.
"Apabila ada sangat banyak anak di sekolah kebun ini, bagaimana cara mereka semua makan?" Codrin melanjutkan.
"Tentu saja mereka harus saling berbagi, Ayah. Saking banyaknya anak-anak, mungkin tiap anak hanya dapat sedikit makanan biar semua kebagian." Vara menjawab seperti seorang guru.
"Apabila anak-anak hanya dapat sedikit makanan, apakah mereka dapat tumbuh tinggi dengan cepat?"
"Aaah tidak. Mereka akan terus menjadi kecil karena makanannya sedikit."
"Tepat sekali. Selain itu, semakin besar seorang anak, mereka akan butuh semakin banyak makanan. Tak jarang, porsi makanan dua anak dia makan sendiri."
"Oh tidak! Bakal ada yang tidak kebagian, dong."
"Tepat sekali. Sekarang, coba kamu lihat apa yang ada di bawah payung-payung ini."
Saat Vara menyibak kumpulan gulma seluas telapak tangannya, ia mendapati tanaman-tanaman kecil yang batangnya kurus, daunnya sedikit dan pucat. "Astaga! Kasihan sekali."
"Mereka kekurangan makanan dan cahaya karena dipayungi setiap saat."
Vara termenung memandang tanaman-tanaman kecil itu. Dia tahu kalau itu tanaman tomat kecil. Tomat sangat disukainya. Vara ingin makan tomat yang tumbuh dari tanaman-tanaman itu, tetapi tidak akan mungkin bila mereka kekurangan makanan dan cahaya. "Baiklah, sepertinya kita perlu mengurangi payung-payung ini. Tapi, mau dikemanakan payung-payung ini?"
"Kita berikan saja pada Chio dan Melo, mereka pasti suka." kata Codrin. Chio dan Melo adalah sapi perah yang tinggal bersama Vara dan ayahnya. Vara mengangguk setuju.
Ditulis sebagai bentuk partisipasi dalam 30 Hari Bercerita tahun 2022. #30haribercerita #30hbc2206
Comments