Reuni

  
Sangat jarang aku menerima ajakan ini. Bukan sesuatu yang sangat mengerikan, tapi aku merasa sangat takut dan tertekan. Takut ini sepertinya memang cuma dibuat sendiri, toh aku tidak akan tahu apa yang terjadi di luar lingkup kecil pikiranku.

Aku pikir orang-orang tidak ingat tentangku, cuma selewat saja sebagai salah seorang yang ada di antara siswa-siswi sekolah ini, tidak lebih. Kalau diingat-ingat, sepertinya aku berteman dengan siapa saja dan tidak pernah bertengkar, tetapi tidak pernah juga punya teman dekat. Memang menyenangkan bisa punya hubungan baik dengan semuanya, tapi rasanya semua hanya karena aku orang yang baik, bukan karena aku terikat secara emosional dengan teman-teman dulu. Seperti menyapa orang yang berpapasan di koridor, tidak ada yang lebih.

Sangat jarang aku menerima ajakan ini. Aku memutuskan untuk melindas rasa takut jadi orang yang dilupakan, daripada aku memandang acara itu terjadi dari kejauhan sambil menduga-duga apakah aku benar-benar jadi orang yang dilupakan atau tidak.

Hari itu akhirnya tiba dimana aku kembali menginjakkan kaki di sekolah ini. Sendiri, karena tidak tahu harus menghubungi siapa untuk jadi "teman" selama acara.  Menghirup udara rasanya seperti menghirup sejarah tiga tahun sebagai siswa sekolah menengah atas. Tidak banyak yang berubah dari bangunan sekolah.

"Avi!" seorang perempuan dengan rambut sebahu menghampiriku setengah berlari. Selama waktu yang singkat ia berlari ke arahku, aku mencoba mengingat-ingat siapa namanya.

"Lulu! Apa kabar?" aku memeluknya.

"Baik. Kamu dan keluarga gimana? Adikmu yang paling kecil udah kelas berapa?"

"Sudah kelas tiga."

"Udah besar, ya! Ya ampun, lama banget kita nggak ketemu. Tujuh tahunan mungkin." kami berdua tertawa selagi aku berusaha menghilangkan kecanggungan.

Kami berjalan menyusuri taman sekolah. Di luar pagar sekolah, terlihat sebuah angkot hijau ngetem. "Aku ingat sekali dulu kita sering pulang bersama naik angkot itu, terus turun di tengah perjalanan untuk beli es krim. Sampai sekarang aku masih sering ajak ibuku ke sana." kata Lulu.

Oh tidak, aku tidak ingat tentang itu. Otakku sibuk dengan berbagai asumsi hingga lupa mengarsipkan beberapa hal menyenangkan yang kulakukan bersama teman.


Ditulis sebagai bentuk partisipasi dalam 30 Hari Bercerita tahun 2022. #30haribercerita #30hbc2207

Comments

See also

Supermarket

Truth or Dare

Resep Tahu Gejrot Luezaaat