Penjaga Pantai
Kresek, kresek.
Turus besi kurus menjulang di antara lautan gelombang elektromagnetik, berusaha berkait dengan frekuensi mana saja: dangdut, emo, gending jawa, jazz, hingga berita terkini dan guyon-guyon anak muda penyiar yang membacakan pesan dari para pendengar. Udara mengalun ke dalam pos, menggusah sedikit gerah yang tidak habis-habis. Binokuler dari tadi menganggur saja, karena mata nyalang penjaga pantai sudah cukup mengawasi garis pantai ramai pengunjung. Sesekali digunakannya toa untuk meneriaki anak-anak yang mencoba keluar dari batas aman meskipun sudah diteriaki yang mengasuh.
Pandangannya beralih ke sekelompok tim SAR yang baru mendarat ke pantai dari "aksi" perahu motor yang mengundang banyak mata dan sorakan. Memanaskan mesin, kata mereka. Anak muda memang ada saja alasannya, si penjaga pantai bergumam sambil bersandar ke bangku, menyimak intro dari lembaga siaran pusat yang akan menyampaikan berita harian ke seluruh stasiun radio.
Berita hari ini cukup menegangkan. Dua orang petugas damkar sedang kritis di rumah sakit akibat diserang ular kobra saat sedang mencoba mengeluarkan ular tersebut dari rumah warga. Si penjaga pantai bergidik mendengarnya. Sudah pakai baju khusus dilengkapi berbagai pelindung, masih tak luput dari makhluk licin yang lebih sering puasa dan tidur.
Berita itu mengantarkan ingatannya bertahun-tahun lalu ketika ia dan kru mengalami peristiwa luar biasa: koloni ubur-ubur beracun nyaris tak kasat mata yang bertandang ke pantai tak permisi. Tim SAR, polisi air, dan petugas kesehatan dari daerah sekitar didatangkan untuk mengendalikan situasi. Tidak hanya puluhan pengunjung pantai, para penjaga pantai pun turut menjadi korban. Masih terbayang rasa sakit dan terbakar luar biasa yang tiba-tiba menjalar di sekujur tubuh ketika ia hendak menggendong seorang anak yang mengerang kesakitan.
"Nganggur, Pak." seorang penjaga pantai lain membuyarkan lamunan. Si penjaga pantai terkekeh lalu menghirup udara garam dalam-dalam, menghayati waktu senggangnya yang cukup melelahkan. Meskipun cuma duduk menyoroti tiap inci pantai, namun rasa waspada dan siaga tidak pernah istirahat.
Ditulis sebagai bentuk partisipasi dalam 30 Hari Bercerita tahun 2022. #30haribercerita #30hbc2203
Comments