Posts

Showing posts from 2015

Warteg

Pengap, riuh. Sendok garpu berdentang, kuali-kuali besar bergolak. Siang ini berdesakan Warteg Bu Romlah, penuh seluruh bangkunya, hawa percakapan terasa dimana-mana. Kinan sakit, Dhana keluar kota. Menyisakan aku makan siang lotek sendiri, duduk di tengah-tengah massa berseragam putih-abu yang tidak aku kenal. Duk! Aku tidak sengaja menyikut mangkuk sop seseorang hingga tumpah beruap-uap di tangannya. "Aw!" "Maaf.." Ternyata kita satu sekolah. *** Ini hari Minggu, biar sepi sih katanya. Memang, Warteg Bu Romlah jadi lengang. Hanya beberapa kuli bangunan yang sedang makan siang sambil duduk mengangkat kaki di bangku luar warung. Aku memesan lotek dan kamu memesan sop. *** Setelah bel pulang berdering, aku segera angkat kaki keluar kelas karena waktu yang tersisa tidak banyak. Ini sudah kali ke empat belas, aku menghitung hari-hari masuk sekolah. Mengambil bangku kosong biar bersebelahan atau berhadapan sangatlah sulit dengan persaingan seketat ini. ...

Ceroboh

Hari ini saya kembali kehilangan. Tas tangan rasanya semakin kosong melompong saja. Apa saja yang telah saya perbuat untuk menjaganya? Menjaga untuk diri saya sendiri? Kenapa begitu mudah menjaga milik orang lain, pemberian orang lain, tapi apa yang dimiliki hilang satu per satu? Kenapa begitu mudah menjaga perasaan yang telah ditinggalkan pemberinya dan perasaan milik sendiri dibiarkan luntur ke inti bumi, rusak sesakit-sakitnya?

22

Dua puluh dua adalah salah satu angka yang istimewa bagi pelajar SMA sepertiku. Dua puluh dua adalah tanggal pernikahan orang tuaku, tanggal kelahiranku, terdapat dalam nomor ponsel setiap anggota keluargaku, dan terdapat di setiap bulan di kalender. Tapi tetap saja tidak ada nama mu  di kalenderku, hehehe bercanda! Dan di bulan Desember ini, dua puluh dua kembali menyapa diantara kesibukanku. Banyak yang menyukai 22 Desember ketika setiap manusia meniti satu-satu rasa cinta kepada malaikat pertama dalam hidup mereka, yang menjadi awal mula kehidupan dan rasa, meniti satu-satu rasa cinta setiap harinya selama setahun, mengumpulkannya, menyorakkannya di hari ini. Titian rasa cinta itu bisa terlihat dari butir-butir gula dalam kue, kelopak-kelopak bunga wangi, pixel-pixel dalam foto, huruf-huruf surat cinta, partikel-partikel emas, detik-detik perayaan di meja makan yang hangat. Ataukah langkah-langkah jarak yang menjauh? Ataukah air mata perpisahan? Ataukah yang lebih menya...

Angkot

Akhirnya gemuruh bel sekolah bisa mengalahkan gemuruh petir dan hujan badai yang sudah berlalu. Hari ini cukup unik, aku sempat mendengar para petugas sekolah berbicara. Bel pulang terpaksa dibunyikan dua kali. "Hebat, tidak biasa. Bel pulang dibunyikan tapi tidak ada satupun yang keluar kelas. Rajin sekali murid-murid Bapak. Biasanya sebelum dibunyikan saja ujung-ujung sepatu udah kelihatan di ujung pintu, ambil ancang-ancang pulang." kata seorang petugas sekolah, kemudian diselingi dengan gelak Pak Noer yang sangat berat. Aku bisa melihat pelangi di sela-sela dahan pohon bunga flamboyan yang bunga-bunganya telah berme--berjatuhan karena didera hujan besar beberapa menit yang lalu. Setelah memandang ke arah berjalan, aku segera menyamakan langkahku dengannya yang sedikit tertinggal. "Terima kasih, bu." Ruang guru belum lengang, masih nampak aktivitas para guru berlalu-lalang. Keadaan santai, beberapa guru malah sedang bergurau sambil minum kopi panas. Kami ber...

Pesan Gerimis Malam

Malam, gerimis. Langit menangis, sedikit-sedikit, biar lama yang penting tidak membekukan hewan-hewan yang berteduh dan mencarikan keteduhan untuk keluarganya. Atau yang berteduh sendirian di bawah daun, merasa belum mapan dengan keindependenannya. Manusia? Bagaimana dengan manusia yang sedang berteduh di balik bangunan-bangunan beton berakar rollag, terucuk, atau pile strous? Ada yang dininabobokan oleh kemul selimut dan irama hujan yang mengetuk-ngetuk atap, ada juga yang terjaga karena irama hujan yang mengetuk-ngetuk relung di hatinya yang sedang menunggu ketidakpastian. Kepada manusia-manusia yang ada relung di hatinya yang menjadikan hampa, ada pesan yang ingin disampaikan gerimis malam kepada kita: Ketika kamu mencintai seseorang, seseorang itu terus membayang di pelupuk matamu, dan kamu sangat menginginkan keberadaannya sebagai orang penting dalam kehidupanmu. Jika kamu mencintainya dengan amat sangat, percayalah, cintamu akan mengalami akhir cerita yang bahagia: kamu baha...

Bahagia tanpa berpura-pura

Lihat adik bayi kecil itu. Geliginya belum lengkap, tapi selalu nampak manis bersama senyumnya. Barusan ia tertawa untuk keseratus kalinya hari ini. Apakah tadi dia baru saja bercanda bersama para malaikat? Padahal orang tuanya sedang bertengkar, kakaknya tidak peduli, dan matahari menatap nanar.

Lolipop

Siapa yang suka lolipop? Manis. Setelah selesai makan di dalam mulutmu luka-luka karena terlalu lama mengulumnya.

23 November 2015

Seorang perempuan dan seorang laki-laki duduk di tengah ramainya suasana kelas. Yang laki-laki duduk di atas meja menghadap ke utara, ke luar jendela, yang perempuan duduk di bangku menghadap ke timur. Mereka berdua tertawa kencang-kencang, melontarkan lelucon dan apa saja, yang penting semuanya tetap mengalir. Kemudian keduanya terdiam berbarengan. Mendadak semuanya terasa canggung. Yang perempuan menunduk ke sepatunya, yang laki-laki memandang lurus ke pepohonan di luar sana. Kemudian yang perempuan tersenyum sendiri ke arah sepatunya, lalu buru-buru disimpan senyumnya. Mungkin bisa ia sampaikan esok hari ketika mereka akan mengobrol bersama lagi. "Aku kerjain tugas dulu, ya."

43 Fakta dan Cerita tentang Wanita Baja

Beliau tidak pernah berkata-kata tentang hari kelahiran, karena bukanlah sesuatu yang sangat agung dan tidak disarankan untuk dirayakan. Alhasil, menjadi budaya keluarga kami untuk membeli kue-kue manis dan memasak makanan-makanan terspesial setiap saat tanpa memikirkan tanggal maupun hari karena semuanya selalu manis dan spesial. Tapi sekarang, bolehkah aku memberikan informasi kepada Anda sekalian bahwa 43 tahun (dan satu hari) yang lalu, seorang calon penghuni surga firdaus lahir ke dunia? Wajahnya bulat dan merona, dan selalu sukses tampak awet muda (tanpa salon dan perawatan ala-ala), apalagi kalau berjalan membawa si adik bayi yang lucu itu. Sementara aku hanya bersungut-sungut ketika dipanggil 'Bu' sama mbak kasir. Dan wajahnya sulit gosong. Alisnya tajam menikam, keren sekali. Dan sepertinya F1 darinya mendapatkan genotip yang resesif. Wajahnya seperti orang Cina, kata orang-orang. Orang-orang juga bilang kalau aku adalah hasil penjiplakan wajahnya. Kalau sedang t...

Hujan Sore-Sore

Image
Tiliklah, sini. Tuhanku sedang menumpahkan sebagian kecil rahmatnya yang amat sangat besar ke bumi. Ribuan, jutaan bulir air yang terjun bebas dengan perasaan lapang menerima gesekan udara yang tajam membeku dan menunggu-menunggu dimanakah ia akan jatuh. Seburuk apapun itu, bulir air akan memeluknya. Derai hujan yang sangat baik hati, tidak pilih-pilih membasahi apa saja yang sendirian maupun bersamaan. Yang tenar dan yang tersisihkan. Dan aku membaca buku di hujan sore-sore, dimana langitnya mendung tapi suara rintiknya mewarnai setiap wacana. Memberi energi baru kepada setiap kata yang merangkai adegan. Rasanya setiap kebahagiaan, penyesalan, kemarahan, ungkapan cinta, ungkapan rasa rindu, ataupun ungkapan perpisahan menjadi lebih dalam. Buku yang aku baca sangat indah, disini aku baru membaca bab 4. Ceritanya ada seorang putri yang merindukan suara kicau burung murai yang sejernih dan sejelas kristal, lalu berpetualang membelah tirai hutan bersama peri-peri untuk mencari si ekor ...

Deskripsi Membesar-besarkan Masalah

Aku punya masalah, masalah itu kupendam dan kuhayati sendiri. Seberapa besar masalahnya? Ah, sepele. Mungkin cuma sebesar kerikil yang aku angkat tinggi-tinggi ke udara.. ..dalam waktu yang sangat lama. Pedas dan kebas rasanya otot-otot yang menopang kerikil itu. Tidak tahu harus diberikan atau dilemparkan kepada siapa. Tapi aku selalu belajar dari pengalaman. Ketika aku beri(lempar)kan kerikil itu ke seseorang yang aku anggap bisa diajak bercerita dan bersolusi, yang ada aku dapat masalah baru: kepalanya benjol dan dia balik melemparku dengan kerikil yang sama besarnya. Tapi sudah lemah, tambah lemah badanku sehingga aku cuma menangis. Apakah aku melempar terlalu keras? Apakah aku telah membuang-buang waktumu? Apakah aku tidak dapat dimengerti? Butuh diperjelas? Mau minta maaf, tapi aku ingin membela otot-otot lenganku yang sudah tidak kuketahui letaknya dimana. Kerikilnya tidak banyak mungkin, hanya satu (karung). Tersaruk-saruk aku harus mengelola mereka semua, yang baru bisa aku...

Tanya Saja

"Kakak!" "Kakak!!!" "Kakaaak!!!!!!" "Iya sebentar." "Bentar bentar, abaikan saja saya mentang-mentang sudah punya kehidupan sendiri jadi bebas melangkah!" "Ada bayi disini, jangan marah-marah bu." "Memang ayahnya menginginkan bayi itu ha?" "Tanya saja sama ayah, dia mau ada saya tidak?" "Mana saya tahu! Huhuhu.." "Assalamu'alaikum." Maaf, nisan tidak bisa membelamu, Ratih. Juga tidak bisa memeluk ibumu, Ratih.

Panekuk

Kamu aku harap adalah adonan panekuk di teflon panasku: biar dibolak-balik, yang penting akhirnya manis. Nyam.

Tertunggu

Jam ini saya menunggu lagi. Sampai konser jantung segenggaman tangan saya ini, Sampai kebas lambung saya yang sedikit lebih besar dan sama-sama kembang kempis. Saya pernah diceritakan (menguping) teman saya kalau hidup disini isinya cuma menunggu.  Bangun menunggu rasa ingin buang hajat, lalu menunggu air menghangat untuk mandi. Menunggu air meluncur di sela-sela daki. Menunggu rambut kering, menunggu nasi matang dam telur agak garing. Menunggu perut kenyang sambil menyuap nasi dan menunggu iklan selesai dan berita mulai. Kemudian menunggu hingga nada dering berakhir dan telepon tersambung. Menunggu hingga kaki sampai ke meja belajar. Menunggu hingga tidak lagi ngos-ngosan untuk memilih tumpukan diktat yang harus dibawa. Menunggu di trotoar, menunggu air mata melapisi lebih banyak mata yang kelilipan. Dan itu baru jam 8 pagi. Bagaimana dengan jam-jam sibuk Anda? Dan apakah cuma saya atau cuma Anda yang menunggu jarum di jam analog berputar dua kali sempurna? Oh iya, sekarang jam...

Autumn // Musim Gugur

Image
Falling leaves love to seek among the sprightly wind, where will they go? What will they see? Will there any early begun love stories? Autumn is like she can tell everything in warmth as ginger, and the falling leaves know that autumn would not disappoint them even they hate goodbyes. Goodbye elder tree, goodbye butterflies. Stay strong branches, as strong as the root grips the earth. Stay strong bright wings, slide with the wind that is almost chilled. Let's look up to beautiful winter freezing, our job is done. I love you like the autumn loves to comfort people in hugs. Will you love me? // Dedaunan gugur senang menilik diantara angin yang lincah, kemana mereka akan terombang? Apa yang akan mereka teroka dari celah stomata layu? Apakah disana akan ada benih cinta yang baru saja disemai? Musim gugur adalah seperti mama yang hangat bercerita, dan dedaunan gugur tahu bahwa musim gugur tidak akan mengecewakan mereka meskipun mereka benci perpisahan. Selamat tingg...

Petualangan Sehelai Daun Melati, 29 Desember 2010

    Matahari bersinar cerah pagi ini. Pagi ini tumbuhan melati di halaman mengelurkan helai-helai daun baru berwarna hijau muda, termasuk aku. Aah.. segarnya udara pagi ini. Aku tak pernah puas memandangi burung-burung  yang berkicauan.     “Hai, daun-daun baru!” seru batang. Semua daun baru menengok ke arah batang. “Tugas kalian adalah memasak makanan untuk warga tumbuhan melati. Tugas ini tidak terlalu sulit, kalian hanya mencampurkan CO2, humus dan air hingga menjadi O2 dan bahan makanan untuk warga tumbuhan melati. Kalian siap?”     “SIAAP!”     Tampaknya tugas memasak tidaklah terlalu sulit. dengan bekal keahlian alami yang kumiliki, aku bisa menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagi warga tumbuhan melati. Batang, bunga, daun, biji, dan akar senang sekali dengan hasil kerjaku dan teman-teman daunku.     Tapi, lama-kelamaan aku menjadi bosan. Sudah berminggu-minggu aku melakukan tugas ini, tapi bel...

Temanku Bercerita tentang Warung Kopi

Tadi pagi temanku itu sarapan segelas kopi yang diseduhnya di warkop samping sekolah. Katanya, dia mau buka warung kopi. Biasa, coba-coba kopi untuk dikomersilkan biar tidak ada yang menyamai resepnya. Belakangan ini memang beberapa dari teman-temanku sudah berencana untuk membuka usaha sejak bangku sekolah menengah atas, dengan motivasi tinggi untuk meningkatkan kemakmuran. Maklum, di Indonesia masih sedikit pengusahanya. Kata temanku itu, warkop yang akan dia buka pada awalnya mungkin hanya berupa stand dengan meja dan kursi yang dipinjam dari sekolah. Beberapa literatur resep kopi sudah ia baca untuk memantapkan keinginannya. Teman-temanku yang lain tertawa, tapi sangat menghargai niat baiknya, dan ada yang berniat menyumbangkan gorengan supaya makin laris warkopnya. Tapi katanya, dia sedang ikut lomba lari. Tapi kata temanku itu, mengenai dia yang ikut lomba lari itu hanya rekayasa pihak yang senang-senang saja. Tapi kan rekayasa itu berasal dari hal nyata yang terjadi lalu mengi...

Cinta Tanpa Dosa

Seorang ibu sedang berang. Sudah 1 jam anak bayinya merengek tidak karuan, mengantuk tapi ingin main. Sebotol susu sudah habis. "Sudah! Diam! Mama mau kerja." "Maaaaa!!" "Ssst!!" Ibu itu mendesis sangat kasar dan mendorong anaknya hingga terjatuh. Anak itu tertatih bangun. Tertatih berjalan. "Maaaaa!!" Anak itu memeluk kaki ibunya.

Meeting Up

Ada beberapa pendapat tentang orang-orang yang pernah berada dalam lembar-lembar cerita yang sudah lama disimpan di gudang. Ada yang dimakan tikus, ada yang dimakan rayap, ada yang secara sengaja dibungkus rapi dan diletakkan dekat jendela. Hidup karena disirami sinar matahari. Kalaupun itu tumbuh jadi pohon, pohonnya pasti akan bercerita ditemani dedaunan gugur, angin sesepoi dan bebungaan serta matahari senja yang hangat tersenyum. Hari ini ada salah seorang dari temannu yang sedang berdiri keberatan di trotoar. Tasnya sangat berat, maksudnya. Dan pikirannya juga berat. Sigma F dari dirinya sama dengan 0, karena terjadi gaya berat ke arah bumi, gaya normal melawan bumi, beban pikiran ke arah depan, dan tas sekolah ke arah belakang. Rasanya mungkin ingin menunduk tangis dan terjungkal ke belakang secara bersamaan. Oke, sudah definisinya. Sekarang bermobil-motor lalu lalang tanpa henti, karena waktu pulang satu kota sudah dimulai. Namun rasanya tidak ada waktu, apalagi tidak terasa...

22 Agustus 2015, Bergembiralah.

Bagaimanalah manusia ketika tidak ada rasanya seorangpun yang tahu keberadaannya di dunia, mau menyentuh atmosfir jiwanya yang keruh dan lengang. Manusia kadang suka membuat prasangka-prasangka tentang terabaikannya dirinya, 'manalah ada yang mau tahu kalau aku sedang gundah? manalah ada yang mau mencarikan ramuan penghilang gundah? hai manusia-manusia, aku sedang gundah karena aku tidak tahu alasan dari kegundahan itu sendiri.' Mungkin sekarang kamu sedang gerimis, tidak ada yang mau memayungi. Tapi bisa jadi ada yang sedang menanam pohon di tengah gerimismu supaya kelak pohon itu tumbuh rindang meneduhimu. Sudah larut malam, kamu merasa ngantuk dan matamu telah memerah. Percayalah, Sang Penguasa Ruang dan Waktu tidak akan pernah rela kamu terus merenungi kesalahan-kesalahan yang bukan milikmu, jadi Ia menidurkanmu yang nyaris tenggelam dalam air mata. Ini sama sekali bukan teori, tidak ada yang perlu dipelajari dari perasaan kesepian. Persetan dengan definisi; semua orang ...

22 Juli 2015

-Relung. Kamu berlari-lari di atas papan rapuhku. Meninggalkan relung. Aku tenggelam bahkan sebelum perjalanan mulai. -Relung. (2) Masuklah, wahai manusia kesepian. Tak cukup manusia untuk menemanimu, mereka semua palsu. Biar relung memelukmu. -Relung. (3) Aku mencari relungmu, Kutemukan bagai stalaktit dan stalagmit menyilang. Ketika aku berteriak, suaraku menembus sunyi Tak terdengar. Ternyata itu ruang hampa, dan aku mati. -Relung. (4) Jangan kau pendam sendiri, putri. Gelap rasanya. Buatlah relung, nanti biar sinar matahari memasukinya. -Relung. (5) Aku memelihara rasa yang meraung-raung dalam relungku.

Sup Ayam

Image
"Kau tahu? Air adalah komponen yang sangat halus dan sensitif, terutama terhadap kata-kata. Apa yang buruk kamu katakan, meskipun itu tidak ditujukan kepadanya, akan membuatnya layu dan sedih." "Lalu, apa yang terjadi ketika air itu layu dan sedih?" "Ketika kamu meminumnya, kesedihan itu akan menular ke jaringan-jaringan tubuhmu." "Kau benar, 70 persen dari tubuh kita adalah air." "Iya." "Ah! Kalau begitu, tak perlu minum air pun tubuh kita juga bisa bersedih atas perkataan-perkataan?" "Iya." "Ah.. Kau benar." "Teh hangat ini sangat lezat." *** "Maaf kalau harus mengatakan ini. Tapi.." "Aku.. memahaminya. Justru aku menghargai perkataanmu yang jujur." "Apakah kamu sedih?" "Iya. Tidak apa-apa, aku tidak mungkin mengaturmu. Itu pilihanmu dan aku menghargai pilihanmu. Aku juga bukan siapa-siapa." "Bukan, bukan begitu.." "Hei,...

Zasya: Side Story (4)

Krieet.. Selamat malam kasur. Kasur? Kasur kamu dimana? Kasur? Kenapa menghilang? Menghambur masuk, masih kucel dan mendapati kamar terlihat seperti baru kena gempa bumi. Bertumpuk buku di atas kasur, dan baju-baju dari ruang setrika yang belum dimasukkan ke dalam lemari, bahkan laptop masih terbuka lebar di meja belajar. Kertas-kertas berserakan di lantai, nyelip di celah sempit di bawah kasur. Zasya menghela nafas sangat panjang. Dengan susah payah menyingkirkan benda-benda yang menyelimuti kasur bagai lumut, Zasya menyelonjorkan kaki dan berusaha melonggarkan berbagai ikatan yang masih terasa. Belakangan ini ruwet sekali rasanya hidup ini. Deadline dimana-mana, rapat setiap hari, target-target baru, ulangan mendadak, Andri yang tiba-tiba memunculkan notifikasi (SHARE KE 10 ORANG UNTUK MENDAPATKAN SMARTPHONE) (abaikan ini), membuat otak seperti terbelah-belah. Mata yang memandang ke depan pun rasanya seperti sedang naik Vertigo, wahana ekstrim itu, lho. Zasya menyelipkan tanga...

Sekat beratap, 5 Juli 2015

The way she closes the door Ketika ia menutup pintu, brak. Seperti dibangunnya dinding-dinding ego Yang bahkan belum boleh dimasuki oleh malaikat sekalipun. Biar Allah yang menghujamkan kepadanya puisi untuk sekedar bernapas

Zasya: Side Story (3)

Sekarang rabu sore, tepatnya menghitung jam menuju UAS semester 5. Ya ampun, aku merasa sangat tua karena adik kelasku sudah dua angkatan dan karena sudah pegang KTP. Aku menekuni memori tentang hari-hari beradaptasi dengan menghilangnya Andri beserta temaaan barunya, yang ternyata sangat (tidak) mudah. Suatu hari waktu itu aku terpapar kharisma seorang fotografer yang sangat idealis. Kami bertemu cukup sering, rapat cukup sering. Kelas kami ternyata bersebelahan. "Haha, Zasya.. Sudahlah berceritanya." Kata Shany, atau Sen supaya lebih singkat. Sepertinya dia sudah lelah dengan cerita sehari-hari tentang ini itu yang sepele. Hari anu aku rapat dengannya, hari anu dia memuji mading (buatan adik kelas)ku, hari anu (aku bercerita sambil mencak-mencak) makan siang dengan si Mawar di kafe dekat sekolah, hari anu, hari anu. "Kalau itu memberatkan, tinggalkan saja. Tidak usah cerita, tidak usah berbicara, nanti tambah sulit hidupmu." Orang punya paradigma yang be...

Sukses

Hari ini aku sukses bangun sangat pagi, jam setengah 3 subuh. Setelah berbincang dengan Tuhanku sembari membaca surat cinta-Nya, aku kembali berkutat dengan map-map merah muda yang bertumpuk di sebelah komputer. Aku merenung, betapa lembaran-lembaran itu menentukan satu-dua lapangan kerja. Namun bisa saja hari ini akan sia-sia apabila tanah itu jadi jatuh ke tangan orang. *** Hari ini aku sukses bangun lebih siang dari suamiku. Biasanya insomnia sangat mengganggu malam-malamku, namun kali ini si Sulung sedang berkemah di luar kota. Semoga aku tidak terlambat membuatkan secangkir teh hangat. Apakah dia berpuasa hari ini? *** Hari ini aku sukses lari. Untung saja Ibu tidak jadi marah-marah. *** *** Hari ini aku sukses menyelesaikan kasus sengketa tanah perusahaan yang tidak kelar-kelar selama tiga bulan enam belas hari. Besok mobilnya akan diantarkan khusus ke rumahku. *** Hari ini aku sukses berbaikan dengan Ayah. Besok hari pengulangan tanggal lahirku yang ke delapan b...

H+6, Lebih Belakang dari Backstage

Image
"Tolong, aku nangis baca ini :') http://www.kaskus.co.id/thread/5518f5f6162ec2eb5b8b4568" Waktu itu grup line KPA'35 cukup ramai beberapa jam setelah Konser Orkestrasi Angklung XII sukses menggemakan tepuk tangan yang saling bertumpukan di rongga-rongga kayu Aula Simfonia Jakarta. Seluruh kerja lembur, proposal, amplop bersegel dua bulatan dan tali, list perusahaan, list alumni, asistensi dengan alumni yang berujung modus bagi yang beruntung, resi-resi, perkuriran, kuitansi, cap, page khusus pembookingan seat di ASJ yang keren itu, semuanya menyentuh pita garis finish di atas panggung ini. *** Dome biru mencolok itu sangat besar, membuat semua berdecak kagum dari dalam bis bermuatan 50 orang lebih itu (lebih = angklung dan keluarga alat tambahan). Tapi bis melewati belokan ke kanan itu karena pembatas beton yang sangat mengganggu. Dan bundaran yang besar, bis berputar lambat. Kembali lagi ke jalan lurus, sekarang dome itu ada di sebelah kiri. Bis berbel...

Zasya: Side Story (2)

      Akhir tahun, 4 bulan yang berat akan segera dijalani sebelum aku menjejakkan kaki di universitas. Waktu sepertinya sedang senang lari maraton.       Aku mematut diri. Jarang-jarang aku mengenakan blus floral dan rok warna pastel gelap selutut seperti sekarang. Sepatunya aku pikirkan nanti. Kepang yang baru aku pelajari tadi nampak sangat cocok. Sangat.. manis.       Tidak. Aku mengurainya kembali. Aduh, aku kenapa sih? Bertemu sekitar 20 orang kan tidak bisa disamakan dengan wawancara kerja. Siapa yang akan menilai kepribadian dari jenis pakaian yang dikenakan dan jenis tata rambut yang digunakan? Bertemu sekitar 20 orang kan.. tidak bisa disamakan dengan bertemu satu orang secara subjektif. Jantungku serasa di-dribble menyeberangi lapangan basket, dari ring satu ke ring lainnya.       Sudah, sudah.       Mengecek pagar melalui jendela rumah. Aku yakin K...

Zasya: Side Story (1)

      Pandu mempercepat langkahnya. Koridor besar sekolah nampak redup, rimbun tertutup atap-atap bangunan pepat. Dan kosong--hanya beberapa anak berseliweran berbagai tujuan.       Huft, orang-orang ternyata tidak suka tepat waktu. Pandu bersandar di undakan rendah. Tasnya berat sekali hari ini, seperti mau camping saja. Ingatan Pandu melayang ke selimut tipis kabut Bromo, seikat edelweis, kerak lumpur setebal setengah inci di alas ceko, dan senyuman Vanessa.       Oh, dan syal biru muda. Seharusnya syal itu yang menjadi tokoh utama, bukan Vanessa.       Pandu mengerjap sekali, mengubur kembali Vanessa ke dalam lapis-lapis pemakaman memorinya. TIdak diberi tanda, tidak ditabur bunga. Tempat kuburan itu gersang setelah Vanessa membuat Pandu begitu gersang.       Pandu menatap lurus. Di telinganya, suara detak sepatu itu begitu familiar.       Z...

Roti Bakar

Image
Malam, selamat malam. Roti bakar, kepul arang. Hujan, selamat hujan. Kamu. Mematut, bercermin melalui binar mata lawan bicara. Malam, roti bakar. Selamat malam, hujan. Selamat malam, kamu.

10 Maret 2015

Cermin, cermin, meskipun bukan cermin ajaib, Siapakah gadis paling cantik di seluruh kerajaan ini? Gadis itu rambutnya sebahu, warnanya kayu mahoni Matanya menjelaskan berbuku-buku kata Bibirnya digigit bawahnya Air mukanya mengalirkan air terjun berkecipak Gadis itu belum biacara sejak tadi. Cermin, cermin, meskipun bukan cermin ajaib, gadis itu mau memberikan keajaiban. Belum ada yang lebih cantik di kerajaan ini melainkan golak rambut, bening mata, bibir tipis, dan air terjun berkecipak dari seorang gadis yang mau menyatakan cinta. (kepada yang tau kapan saatnya menyatakan cinta dengan bijaksana, kapan saatnya menjadi seorang putri yang sedang menunggu pangeran dari kerajaan seberang. kepada yang masih terjebak di dalam liang kelinci putih dan ramuan pengecil tubuh. kepada yang sedang menunggu.)

XX's Life Hacks (1)

When you hit your down point and you get some useful advices from yourself.. When you are tired and your face are wrinkled, just look at the mirror, smile at yourself and say "You are so pretty!" sound jones enough but can bring enough happiness somewhat. Don't push yourself too hard because there can be nobody who will hold you when you are falling. Take a nap! And eat bars of chocolate. Distribute your anger to something useful. Your mom may sometimes disturb you, so you can help her when you are in a bad mood. Do the dishes or take control of the freshly laundered clothes on the clothesline may be fun. And eat a lot. Understand, understand, understand. Understand the problem, understand your surrounding situation, understand yourself. Keep calm and stay silent, stay listen. Your tongue is the sharpest sword, but you don't like any kind of war, right? Laughter, the most incredible medicine all over the universe. You may keep calm but sometimes you must secre...